Kita
sering kali mengakui bahwa kita mencintai Allah, tapi mengapa kita masih saja mengerjakan
hal yang dilarang oleh-Nya? Bahkan kita mengakui bahwa kita mencintai Allah,
tapi mengapa justru kita lebih banyak membaca novel ataupun comic dari pada
membaca kitab-Nya? Lantas apakah dengan pengakuan cinta terhadap-Nya -yang hanya
sebatas kata itu-, Allah juga akan mencintai kita?
Kita
sering kali mengakui bahwa kita mencintai Rasulullah, namun disaat yang sama
kita malah tergila-gila dengan artis korea. Bahkan kita mengakui bahwa kita
mencintai Rasulullah, tapi mengapa SMS dari teman/pacarmu lebih sering kau baca
daripada SMS/Surat Cinta dari Rasulullah berupa hadits-haditsnya? Lantas apakah
dengan pengakuan cinta terhadap Rasulullah -yang hanya sebatas kata itu-, dihari
kiamat nanti Rasulullah akan mengakuimu sebagai umatnya?
Tidak! Dan bukan seperti itu hakikat dari CINTA. Hakikat
cinta ialah suci, mampu menentramkan jiwa,
membangkitkan semangat, dan mendorong untuk melakukan hal-hal yang
positif, baik, dan berguna bukan hal
yang sebaliknya.
Cinta, adalah kekuatan untuk mengubah dan menggugah. Tak
sedikit kita temui, orang mampu berubah kearah yang lebih baik karena cinta. Bahkan orang beragama non-muslim,
karena cinta yang tertancap kuat dihati terhadap Dzat yang menciptakan dirinya,
maka dapat menggugah dirinya untuk kembali pada jalan yang lurus yakni, Islam. Cinta yang harus diutamakan diatas segala cinta adalah cinta pada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Itulah puncak
dari segala kebahagiaan yang ada di Dunia dan itu sangatlah berharga. Maka
merugilah orang yang tidak mengetahui hakikat cinta dan tidak bisa menggapai
hidayah Allah dengannya.
Hidayah
Allah hanya akan datang kepada orang yang mengharapkan dan mencarinya. Bukan
Islam yang harus menyesuaikan diri dengan kita, tapi kitalah yang harus
menyesuaikan diri dengan Islam. Walau berat bagi kita, tapi hanya Islamlah yang
sesuai untuk fitrah manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar