bintang

Sabtu, 25 Oktober 2014

1 Muharram

Selamat Tahun Baru Islam 1436 H
Mari menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya dan optimalkan kehidupan untuk menggapai ridho-Nya.

Sejenak renungan buat kita semua, tentang kehidupan yg kita lalui didunia.
1 hari di sisi Tuhanmu (akhirat) adalah spt 1000 thun menurut perhitungan kita..
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj: 47)

Mari kita berhitung,.
1 hari akhirat = 1000 tahun.
3 jam akhirat = 125 tahun.
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun.


Jika umur manusia rata-rata 60-70 tahun,
maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja.
Ternyata hanya 1,5 jam saja umur kita hidup di dunia ini teman !

Pantaslah kita selalu diingatkan "masalah waktu"
“Demi masa...” (QS Al 'Ashr: 1)

Ternyata hanya " satu setengah jam saja" yg akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka. (QS 35:15, 4:170).

Cuma "satu setengah jam saja" cobaan hidup, maka bersabarlah (QS 74:7, 52:48, 39:10).

Demikian juga hanya "satu setengah jam saja" kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. (QS 12:53, 33:38).

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yg teramat singkat dan Allah akan menggantinya dengan Surga. (QS 9:72, 98:8, 4:114).

Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti (QS 59:18, 42:20, 3:148, 28:77).

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sungguh2 mengetahui" (QS 23:114)

Semoga kita termasuk kedalam golongan orang yang beruntung,, tidak mengorbankan kehidupan diakherat yang abadi hanya karena terlena dgn kehidupan didunia yg sesaat saja(1,5 jam dimata Allah).

Semangat terus memperbaiki diri, menjelang tahun baru Hijriah ini.
Uhibbukum fillah :)

Kamis, 23 Oktober 2014

Puisi: "ingatlah !"

Saat sapa hadirkan luka
Saat canda berbuah petaka
Saat lisan tak lagi terjaga
Ingatlah, kita akan memetik hasilnya

Saat tutur tak lagi teratur
Saat kata tak lagi tertata
Saat bibir berucap tanpa dipikir
Ingatlah semua akan diperhitungkan di hari akhir.

Saat perilaku tertangkap curiga
Saat sikap tak lagi sopan dirasa
Saat perbuatan sudah jauh dari norma
Ingatlah, kehidupan akhir itu nyata adanya

Saat langkah tak lagi terarah
Saat ayun tak lagi tertuntun
Saat aktivitas hanya sekedar memenuhi rasa puas
Ingatlah, semua akan berbalas

Berharap hidup tak lagi redup
Mengisi jiwa dengan taqwa
Mencari bekal dengan memperbanyak amal
Berharap Surga jadi tempat tinggal yang kekal

Berhati-hati menjadi tabiat
Lantaran takut azab akhirat
Berharap kemuliaan yang didapat
Semoga menjadi hamba yang selamat

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kriteria Calon Suami

Setiap manusia baik lelaki ataupun perempuan yang ingin menikah pasti memiliki kriteria calon yang diinginkannya. Dan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan tentang hal itu kepada kita semua dalam haditsnya :

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ

“Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, maka engkau akan berbahagia." (Muttafaq Alaihi)


 Hadits ini sering kali menjadi petunjuk bagi kaum Adam dalam mencari calon istreri. Dan memang itu adalah suatu keharusan yang patut untuk diperhatikan bagi setiap lelaki. Pilihlah wanita itu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Namun jika kalian memilih karena agamanya, in sya Allah kalian tidak akan menyesal.

Namun tetap juga harus diperhatikan !
Hadits ini ialah bersifat umum !
Mari kita takhrij kata perempuan(
اَلْمَرْأَةُ) dalam hadits ini,
(اَلْمَرْأُ) al-mar u, yang artinya “seseorang”. Jika ditambah (ةُ) ta marbutoh, barulah artinya berubah menjadi “perempuan”.
Lantas jika dalam hadits ini yang dibidik/dituju hanya untuk perempuan, kenapa Rasulullah tidak menggunakan kata “nisaun”? atau kata “bintun”?
Karena memang setelah dikaji/diteliti oleh ulama ushul fiqh bahwa hadits ini bersifat umum !
Kata (اَلْمَرْأُ) al-mar u ,itu juga berarti (الرجل) ar-rojulu yaitu “laki-laki”.

Jadi, bagi kaum hawa jangan sampai anda berfikiran bahwa islam hanya memiliki berita untuk laki-laki saja dalam memilih calon isteri, tidak ! itu tidak benar !

Hadits ini juga ditujukan untuk kita (kaum Hawa), kita juga hendaknya memilih calon suami itu karena hartanya, keturunannya, ketampanannya, dan agamanya. Dan pilihlah karena agamanya in sya Allah akan berbahagia.

Justru kita sebagai kaum wanita yang harus lebih teliti lagi dalam hal mencari calon suami ini, karena ianya nanti akan menjadi imam dalam keluarga. Dalam Islam laki-laki diperbolehkan menikahi perempuan ahli kitab, sedangkan perempuan? Tidak boleh. Itu karena apa? Karena yang menjadi pemimpin dalam keluarga nanti ialah laki-laki.

Logikanya, dalam hal sholat saja. Yang menjadi makmum itu boleh siapa saja. Sedangkan yang menjadi imam? Ianya tidak boleh sembarangan ! karena jika imamnya fasik dalam hal sholat,bacaannya,dan lain lain. Maka otomatis makmum akan mengikutinya.

Jadi intinya, teruslah perbaiki dirimu ukhty muslimah jika kamu mendambakan calon imam yang baik pula. Jodohmu ialah cerminan dari dirimu.

Salahkah jika aku berbeda?


Ukhty, salahkah jika aku berbeda? Ini prinsip agama yang aku pegang, yang dengan itu aku berharap kalian dapat menghargai keputusanku bukan malah menjauhiku.
***
Mungkin jika kamu menjadi aku saat ini, entah apa dan bagaimana sikap yang akan kamu perbuat? Hidup dikerumunan orang yang menganggapmu “aneh”. Dianggap berbeda karena mempertahankan sunnah. Ditambah lagi dengan kondisi orangtua mu yang belum terlalu faham akan kebaikan dari sunnah itu.
Ya, kamu pasti sulit membayangkannya bukan? Apalagi menjalankannya? Namun itulah yang aku rasakan saat ini.
Ukhty, mungkin dirimu lebih beruntung karena lingkungan mendukungmu, mulai dari lingkungan tempat sekolahmu yang memang teguh terhadap sunnah itu, kemudian orangtua yang selalu mendukungmu, atau bahkan bagi yang sudah bersuami selalu di back-up oleh suami mu.
Sedangkan aku?
Aku tak seberuntung kalian. Namun aku sangat bersyukur akan hidayah yang telah Allah berikan untukku, itu sudah sangat luar biasa bagiku.
Tapi yang aku takutkan sekarang ialah, aku takut Allah mengambil hidayah itu dariku setelah Ia memberinya. Aku takut aku tidak mampu untuk beristiqomah.
Ketika mendapat hidayah itu, mungkin jalan yang ku tempuh berbeda dengan kalian.  Aku mendapatkannya bukan dari guru, bukan dari sekolah, juga bukan dari teman dan yang lainnya.
Aku mendapatkan hidayah itu dari Kitab Suci Al-Qur’an ! Ya, kitab pedoman hidupku. Ketika itu pertama kalinya aku khatam membaca terjemah alquran. Itupun aku paksakan harus khatam membaca terjemahan Qur’an ini, karena aku malu, aku malu pada Allah untuk mengaku diri seorang muslim, tapi kitab-kitab yang selain itu, mulai dari buku pelajaran disekolah, komik ataupun novel sudah beratus-ratus buku ku khatamkan. Namun terjemah Qur’an? Aku terus membaca arabnya, tanpa berusaha untuk memahami maknanya.
Hidayah itupun langsung aku dapatkan dalam satu waktu. Aku langsung mengetahui  ISLAM secara KAFFAH(total), sampai-sampai  hal itu membuat kepalaku pusing dan aku sangat takut. Aku takut jika tidak mengamalkannya karena aku sudah mengetahuinya !
Untuk itulah aku langsung pindah ke jurusan Tafsir Hadits Ushuluddin untuk lebih menguatkan semua yang telah ku ketahui, dan pastinya hanya jurusan itu satu-satunya dikampusku yang dapat lebih mendekatkanku dengan Al-Qur’an.
Sebulan setelah pindah jurusan pun,akhirnya aku langsung menetapkan hati, untuk mengamalkan sunnah itu, yakni “memakai cadar”.

***
Dan mulai saat itulah ujian demi ujian ku rasakan, mulai dari cemoohan, ejekan, hinaan bahkan sindiran, yah sindiran orang-orang yang meremehkan ku, karena aku hanya alumni dari sekolah umum. Bukan aliyah, madrasah, pesantren dan sebagainya. Mulai dari bahasa Arabku yang sangat kurang (karena pertama kali mengetahui bahasa arab ialah dikampus),dan lain-lain. Tapi, hei?!! Apa kalian tidak mengetahui, bagaimana dengan para mualaf yang baru mempelajari Islam bahkan ilmu nya mampu mengungguli mu?
Ketahuilah, setiap orang yang mendapat hidayah, pasti ia memiliki alasan yang kuat untuk berdiri kokoh pada pilihannya walau sekalipun angin topan yang menghadang karena  tempatnya bersandar cuma satu, yaitu Allah ! Allah yang akan melindunginya dan akan memahamkan ia tentang agama !
***
Pada mulanya aku sangat sedih dan tertekan dengan banyaknya gunjingan yang menimpaku, dan aku pun bingung kepada siapa aku sandarkan tubuh ini untuk mengadu, kala itu ibuku belum benar-benar menerima cadarku, jadi aku tak berani untuk menceritakan kegundahanku diluar sana. Aku hanya ingin ibu tahu bahwa aku bahagia dengan keputusanku.
Namun kalau ayah, hingga sekarang ayah belum bisa menerima cadarku. Namun kami memiliki perjanjian. Dan aku tetap mengenakannya di kampus.
Seiring dengan banyaknya tuduhan yang menyerangku. -Ah, aku tak mau mengingat apa saja tuduhan-tuduhan yang mereka katakan.- Yang penting aku perjelas disini, TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MEMPENGARUHIKU. ! aku tidak mengikuti pengajian-pengajian yang kalian tuduhkan ! aku juga bukan dari sekelompok tertentu yang kalian fitnahkan ! Aku seorang Muslimah ! Dan hanya seorang muslimah yang berusaha untuk menjadi lebih baik dan taat trhadap perintah Robbnya !
“Ya Allah.. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui, janganlah Engkau  menyiksaku karena apa yang mereka ucapkan dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka perkirakan..” (Ali bin Abi Thalib)
***.
Setelah mendapatkan hidayah itu, barulah aku berfikir keras bagaimana cara agar aku mampu tetap beristiqomah, karena aku tak sanggup menjadi  seekor ikan yang terdampar didarat sendirian. Rasanya sangat menyakitkan. Aku harus mencari majelis ilmu, tempatku untuk dapat terus  menimbah ilmu agama dan istiqomah terhadap pilihanku.
-singkat cerita-
Tak banyak yang ku harapkan saat ini, aku hanya mengharap ridho Allah dan Rahmat Allah tercurah untuk kedua orangtua ku, terkhusus ayahku.
Aku ingin ayah tahu, aku ingin ayah membaca ini.
“Ayah,jangan marah..jangan benci aku.. aku lakukan semua ini untuk ayah.. aku sayang ayah.. aku tidak mau ayah bertanggung jawab diakherat nanti akn dosaku karena tidak memakai pakaian sesuai syari’at.”
 “Ayah, sebelum ajal menjemputku, apapun akan aku lakukan untuk ayah agar ayah juga dapat mengerti dan mengetahui apa yang aku ketahui tentang dien ini, termasuklah caraku dengan menerbitkan buku-buku ini agar ayah membacanya, walau sebenarnya aku lebih ingin berdiskusi langsung panjang lebar dengan ayah, namun sangat sedikit waktu kita untuk bertatap muka karena setiap hari ayah mencari nafkah. Dan malam hari ayah sudah lelah.”
“Ayah, aku berjanji, aku akan membuat ayah bangga dihadapan Allah nanti, dan jikalaupun diakherat nanti aku dimasukkan ke Surga, aku tidak mau memasukinya sebelum aku pastikan ayah dan ibu juga berada disana. Aku ingin kita sekeluarga dapat bersama hingga disurga.”
“Ayah,  jangan marah..jangan benci aku.. aku lakukan semua ini untuk ayah..”
***
@Ri-Sakhi Al-Bashri

Jumat, 17 Oktober 2014

Aku Bukan Novelis !

Alhamdulillah wa syukrillah ala kulli haal.. "Sebelum kematian menjemputku, aku ingin menerbitkan 100 buku karya tulisku" ,dan semakin dekatlah aku dengan impian itu.  Ya, walau sekarang baru terbit 2 buku, in sya Allah 98 buku selanjutnya tengah menanti. :)
***
Entah sejak kapan hobbi yang satu ini mendarah daging, ia terjadi tanpa aku sadari, hanya satu alasanku tetap setia pada hobbi yang satu ini, ianya karena aku "ingin berbagi".
aku ingin orang juga tahu, apa yang aku tahu. aku ingin orang dapat berubah kearah yang lebih baik setelah membaca setiap coretan tinta penaku. 

Bahkan dulu, aku sangat senang dengan hobbi ini, karena aku bisa merubah dunia dengan sesuka hatiku !
Ya, aku bisa saja membuat seorang pengemis menjadi konglomerat dengan tulisanku, aku bisa saja mengubah presiden menjadi binatang seperti tikus berdasi, aku bisa saja membuat orang yang biasa saja menjadi orang yang luar biasa bahkan setingkat dewa, dan lain-lain.
Tidak ada hal yg tidak bisa ku ubah dengan tulisanku, cukup bermain dengan kata-kata, menyelami lautan imajinasi yang ku buat kemudian ku sodorkan kepada setiap pembaca ! Amazing bukan ?

***
Namun ada satu yang tertinggal kala itu, aku lupa apa tujuan ku dalam menulis semua itu? Apa hanya sekedar ingin coba-coba? Apa hanya sekedar ingin dikenal?
"Astaghfirullahal'adzim"
Teruslah perbaharui niat, pastikan titik fokus yang dituju ialah untuk menggapai ridho Allah !
Itulah alasan, mengapa aku berhati-hati dalam hobbi yang satu ini, walau ia terlihat sangat menarik dan mengasyikkan, namun jika sampai terlena ia pun bisa menjadi ladang dosa. Mengapa demikian? Karena dalam membuat syair, puisi ataupun sajak, Islam telah mengaturnya ! Subhanallah sungguh tiada satu celahpun dalam kehidupan ini yang tidak bisa  disentuh oleh nilai-nilai islam.

Dalam ajaran Islam, tidak ada larangan untuk menulis syair, puisi, ataupun sajak.
Allah SWT berfirman:
وَالشُّعَرَاء يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ. أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ. وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لا يَفْعَلُونَ. إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman.” (QS. Asy-Syu’ara`: 224-227)

Dalam hadist dibawah ini juga dijelaskan diperbolehkannya menulis dan membaca syair.
إِنَّ مِنْ الشِّعْرِ حِكْمَةً
“Sesungguhnya di antara syair itu ada yang merupakan hikmah.” (HR. Al-Bukhari no. 6145)
Dari Al-Bara` bin ‘Azib radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Hassan bin Tsabit pada perang Quraizhah:
اهْجُ الْمُشْرِكِينَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ مَعَكَ
“Seranglah kaum musyrikin (dengan syairmu), karena Jibril bersamamu.” (HR. Al-Bukhari no. 6153 dan Muslim no. 2486)

Namun, meskipun demikian. ada satu hadist yang meriwayatkan tentang keburukan dalam bersyair (baik membaca ataupun menulis).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
لَأَنْ يَمْتَلِئَ جَوْفُ أَحَدِكُمْ قَيْحًا يَرِيهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمْتَلِئَ شِعْرًا
“Sesungguhnya perut salah seorang di antara kalian penuh dengan nanah hingga merusak ususnya, itu lebih baik daripada perutnya penuh dengan syair (sajak).” (HR. Al-Bukhari no. 6154 dan Muslim no. 2258)

Jadi, kita sebagai umat islam diperbolehkan menulis atau membaca syair "yang berisi kebaikan dan ajakan membentuk akhlaq yang lebih baik." Syair itu baik jika dapat melembutkan hati dan menanamkan perilaku positif terhadap pembacanya, terlebih lagi yang dapat meningkatkan ketaqwaan seseorang.
***

"AKU BUKAN NOVELIS" !
Demi Allah, aku tidak berani untuk mengarang cerita dengan alasan membela agama ! Karena yang namanya mengarang cerita itu tetaplah berbohong, terlebih lagi mengatas namakan Allah dan Rasul-Nya !
***

"AKU BUKAN NOVELIS" !
Ku harap setiap pembaca tidak salah sangka terhadapku, judul buku yang ku buat memang kuusahakan semenarik mungkin. Apalagi target yang ku utamakan disni utk membaca buku ku ialah kaum remaja.
***

"AKU BUKAN NOVELIS" !

“Semua penulis akan mati, hanya karya nya yang akan terus abadi. Maka tulislah sesuatu yang dapat membahagiakan dirimu di akherat nanti.” (Saidina Ali Radiallahu ‘anhu)
“Menulislah karena Allah !”






 

Al Faqiru ila Robbihi
Ri-Sakhi


Selasa, 14 Oktober 2014

~Wanita Sempurna~



Pada suatu ketika, aku sangat terkejut setelah membaca sebuah hadits dibuku yang kudapat. Betapa aku tidak mengetahuinya, ternyata ada manusia yang sempurna, yah lebih tepatnya wanita yang sempurna dalam keteguhan mempertahankan agamanya. Bahkan Rasulullah pun memujinya. Ia bukanlah istri dari Rasulullah dan ia jg bukan anak dari Rasulullah. Siapakah ia?
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda:”Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).
Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw. masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut.
Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna.
Rasul bersabda, “Tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

Inilah yang membuatku sangat terkejut! Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah Istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu?
Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Rasul terkasih Muhammad saw., seorang lelaki yang hebat.
Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena sejak lahir ia juga di back-up oleh ayahnya, Rasulullah, dan ketika sudah menikah ada Ali bin Abi Thalib ra, seorang pemuda mukmin yang tangguh.
Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya?, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri.
Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.”
Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina?
Maka sangat Pantaslah jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna…
***
Ya akhwatifillah.. ini nasehat untuk ku dan untukmu..
YANG MENGANTAR kita ke Surga, Adalah Amalan Kita, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Bukan juga karena ayah kita yang bertaqwa.
Seorang ayah yang mengerti akan agama memang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan anaknya. Dan Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, serta mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama.
Namun, Rasulullah sangatlah salut kepada wanita yang dengan kondisi keluarganya fasik akan agama, kondisi suaminya yang memprihatinkan, fitnah yang tersebar luas tentang dirinya, tapi tetap bisa beramal dgn cemerlang dalam cahaya iman. Subhanallah !
Katakanlah. "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yg kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yg kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2x fasik. (Qs. At Taubah :24)

Minggu, 12 Oktober 2014

Nasehat ibu kepada anak laki-lakinya dalam memilih perempuan..

Memilih istri itu mungkin kurang lebih mirip dengan memilih mobil… Ada begitu banyak ragam jenis mobil dengan spesifikasi yang berbeda.
Kenali diri kalian.. ketahui apa yang menjadi selera kalian. Satu hal prinsip yang paling berbeda antara istri dan mobil adalah : Istri itu abadi. Tidak bisa ditukar tambah kapan saja kalian mau. When you get married, you married for life.

Jangan pernah menikah hanya karena merasa sudah umurnya harus menikah.
Menikahlah karena kalian merasa pasti bahwa dengan dirinya kalian akan saling membahagiakan selamanya.
Ini yang bisa ibu katakan mengenai petunjuk umum secara garis besar ketika itu menyangkut calon istri… - Look for the right chemistry.

Kalian akan tahu itu ketika bertemu dengan yang cocok. Kalian akan menyadari bahwa rasanya masuk akal kenapa selama ini yang lain kurang menarik, dan ada sesuatu yang rasanya kurang sebelum bertemu dengannya. Ada pesona tersendiri yang dibawanya yang memang melekat dalam dirinya tanpa dibuat buat.

- Pilihlah perempuan yang baik..
Nilai kebaikannya bukan semata dari cara dia memperlakukan mu, tapi bagaimana dia memperlakukan orang lain, terutama mereka yang lebih tidak beruntung dari dirinya. Tentu saja wanita akan baik kepada pria yang dicintainya. Namun,,Kebaikan sejati itu dinilai dari bagaimana dia bersikap dan memperlakukan orang lain. Apakah dia adil dan jujur ? Apakah dia penuh belas kasih ? Bagaimana dia menghormati orang tua dan memperlakukan teman temannya ? Dengan siapa dia bergaul ?. Bagaimana gaya hidupnya ? Apakah dia bisa tersenyum sama lebarnya ketika diajak makan di restaurant mahal ataupun di warung Tegal yang murah meriah ?. Perlu waktu untuk menilai ini semua. Tapi kalau soal jodoh, selalu ibu katakan, jangan merasa diburu buru. Take your time… give time enough time.

-Pilihlah wanita yang mampu membuatmu tertawa bahkan menertawakan dirinya sendiri..
Hidup ini akan membawa kalian kepada banyak masalah dan lika liku… Tapi tidak ada yang lebih menyenangkan daripada hidup bersama dengan wanita yang mampu membuat kalian tertawa. Pilihlah wanita yang bisa tertawa ketika kalian mengatakan “Duh, kartu ATM-ku tertelan lagi…. Selera humor yang baik itu bukan menertawakan orang lain, tapi lebih kepada bagaimana dia bisa menertawakan dirinya sendiri dan melihat sisi lucu dan baik dari segala sesuatu. Pada akhirnya cinta yang bergelora itu akan stabil… kupu kupu yang terbang tak tentu arah dalam perut kalian ketika pertama jatuh cinta, akan hinggap dengan tenang dan menetap, digantikan dengan rasa nyaman yang menyenangkan…, tapi perekat cinta yang awet adalah tertawa bersama menjalani kehidupan rumah tangga kalian. -

-Menikahlah dengan wanita yang memiliki prinsip hidup yang baik dan menghormati prinsip prinsipnya. Dia tidak harus selalu setuju denganmu.
Buat apa menikah dengan orang yang selalu mengatakan "ya" ? When two person always agree, one is not necessary…Dalam arti bukan membantah ketika kalian beri nasehat, namun mampu memberi tanggapan yang berbeda atau lebih baik..
Pilihlah wanita yang mampu menyikapi perbedaan pendapat, mampu menghargai perbedaan selera dan berkompromi secara fair…
Menikahlah dengan wanita yang mampu bicara jujur demi kebaikan. - Ini yang terakahir, tapi bukan berarti tidak penting…. Menikahlah dengan wanita yang menghormati mu.

Ibu akan menjadi orang yang paling naik pitam jika kau dikasari. Terutama di depan umum. Never .. ever let a woman be rude to you.
Ibu bisa mengatakan ini karena ibu mendidik mu untuk selalu menghormati dan menghargai wanita. Cinta tanpa penghargaan bagaikan mobil tanpa setir, tidak berguna. Well, you know your mother..
ini dulu yang bisa ibu katakan untukmu nak, love you my son..