bintang

Minggu, 28 September 2014

Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)

Seorang Guru Menjelaskan Soal Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)

Seorang wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.

Sang guru berkata, “Ibu punya permainan… Caranya begini, di tangan kiri ibu ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika ibu angkat kapur ini, maka katakanlah Kapur!”, jika ibu angkat penghapus ini, maka katakanlah “Penghapus!”.

Murid-muridnya pun mengerti dan mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika ibu angkat kapur, maka katakanlah “Penghapus!”, jika ibu angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”.

Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, tentu saja murid-murid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya. Namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi sulit. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. “Anak-anak, begitulah kita ummat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai macam cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita menerima hal tersebut, tapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya.

“Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik nilai. Pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialistis dan permisive kini menjadi suatu gaya hidup pilihan, tawuran menjadi trend pemuda… dan lain-lain.” Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Ibu Guru kepada murid-muridnya.

“Paham buu…”

“Baik permainan kedua…”

Bu Guru melanjutkan. “Ibu punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri di luar karpet. “Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet?”

Nah, nah, nah. Murid-muridnya berpikir keras. Ada yang punya alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya, dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya… Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak kalian dengan terang-terangan… Karena tentu kalian akan menolaknya mentah mentah. Premanpun tak akan rela kalau Islam agamanya dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”

“Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang terangan, tapi ia akan perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup kalian, model pakaian kalian, dan lain-lain, sehingga meskipun kalian muslim, tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka… Dan itulah yang mereka inginkan.”

“Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (invasi perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kalian…

Paham anak-anak?”

“Paham buu!”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Islam, Bu?” tanya seorang murid. “Sesungguhnya dahulu mereka terang-terangan menyerang, semisal Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi.”

“Begitulah umat Islam, Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya ambruk. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar.” Kalau saja ummat Islam di Ambon tidak diserang, mungkin umat Islam akan lengah terhadap sesuatu yang sebenarnya selalu mengincar mereka.

Paham anak-anak?”

“Paham Buu..”

“Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang…”

Matahari bersinar terik dan anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing yg ada di kepalanya.

____

Cerpen: ~Risalah Tauhid~

“Eh, apa lagi setelah ini??” “Civic Education.” Jawabku tegas dan singkat, mematahkan lanjutan pertanyaan dari temanku. Yah, pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang luas mengenai Negara, khususnya Negara ku tercinta, Indonesia. Aku yang sekarang sedang duduk dibanggku perkuliahan, Universitas Islam Negeri di Kota Bengkulu.
Entah sejak kapan sifat yang satu ini demikian erat melekat dalam diriku, “Islam adalah agama yang paling sempurna, dan Al-Qur’an adalah kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya.” Penjelasan Guru Agamaku kala itu. Kini fikiranku melayang pada masa SD ku, “Bu, kalau begitu, berarti agama Islam ini yang paling benar kan bu? Kalo benar maka harus diikuti kan bu? Dan kalo kita melakukan semua perintah Allah yang ada dalam Al-Qur’an itu, nanti kita akan masuk surga kan bu?, nah yang punya Al-Qur’an kan cuma yang Agama Islam bu? Teruss, bagaimana dengan yang selain Islam bu? Jadi, mereka nanti akan masuk neraka ya bu?” Tanyaku memotong penjelasan Bu Guru. Jikalau aku bisa membaca hati Ibu Guru kala itu, mungkin Ibu Guru Agama ku mengatakan, “Nih anak siapa sih ?!, nanya nya panjang amatt yak,!.”
Demikian pula pada masa SMP ku, “Pak, kalau setiap orang muslim itu seberat apapun dosanya, diakherat nanti dia akan tetap masuk Surga ya Pak? Namun dibersihkan dulu atau dibalas dulu dosanya di Neraka, gitu ya pak? Kalo begitu gak adil donk pak sama orang non muslim yang baik dan yang taat pada agamanya, masa mereka harus tetap masuk neraka?” Pertanyaan yang juga ku ajukan pada Guru Agama. Pada saat SMA, “Bu, pokoknya aku gak setuju sama Teori Darwin, itu pembodohan untuk umat Islam. Kita ini berasal dari Adam dan Hawa bu. Bukan dari monyet ataupun kera dan semacamnya. Ini pasti rencana jahatnya orang Yahudi terhadap umat Islam. Iya kan bu?” Pertanyaan yang ku ajukan kepada Guru Sejarahku. Begitu juga dengan yang lainnya, tingkat keingintahuan yang tinggi membuat diriku menjadi orang yang amat dan teramat suka membaca serta menulis. Aku suka mengajukan pertanyaan seperti, “mengapa langit itu warnanya biru?”, “mengapa pelangi itu warnanya ada tujuh?”, “mengapa dikala hujan, bintang tidak kelihatan oleh ku?”, dan lain lain. Pertanyaan yang membuat orang sedikit memerlukan otak untuk menjawabnya. Walau terkadang ada juga orang yang emosi dalam menjawab pertanyaanku, atau bahkan tertawa. Terserah deh, yang penting aku dapat jawaban yang benar dari setiap pertanyaanku.
Assalamu’alaykum.” Kalimat itu menyadarkanku dari lamunan. Rupanya Dosen matakuliah Civic Education yang dinanti-nantikan telah menampakkan batang hidungnya, dan materi  perkuliahan kali ini menjelaskan tentang DEMOKRASI. “Heuheuuh,,dari SD sampe Kuliah penjelasan tentang Kewarganegaraan dan Negara Indonesia pasti tentang itu ituu teruss, dan pasti isinya juga tentang yang begituaan teruss.” Komentar ku dari pojok ruangan, yang kala itu ingin merasakan bagaimana rasanya duduk dibangku paling belakang. Panjang lebar penjelasan Dosen saat itu, namun tak satupun perkataannya yang menarik perhatianku. Aku berdiam diri dengan pena dan buku tulisku. Entah apa yang aku tulis, yang penting nulis, dan tak seorangpun yang dapat menghentikan tanganku.
“ISLAM di Indonesia.” Kali ini telingaku menangkap suaranya, kalimat itu memikat hatiku, kalimat yang mampu membuat aku berhenti untuk melanjutkan tulisanku. “Lho, tadi bukannya materinya tentang Demokrasi?” tanyaku linglung, karena tertinggal banyak penjelasan sebelum itu. “Negara dan Agama merupakan persoalan yang banyak menimbulkan perdebatan. Dan kondisi hubungan agama dan negara di Indonesia dapat dirangkum kedalam tiga paradigma, yakni paradigma integralistik, simbiotik, dan sekularistik. Dan dari ketiga paradigma itu hanya paradigma integralistik yang menganggap bahwa agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan paradigma simbiotik dan sekularistik menganggap sebaliknya.” Lanjut penjelasan Dosenku.  “ohh,,..” serentak gumam teman sekelasku. “sejauh ini, ada yang ingin bertanya?” kata pak Dosen kepada seluruh mahasiswa. “Saya pak.” Pintaku, dan kali ini seluruh bola mata yang ada di kelas itu tertuju pada ku.
“Pak, selaku Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, bagaimana menurut bapak jikalau di Indonesia tidak usah menggunakan hukum Demokrasi? Melainkan diganti dengan Hukum Allah SWT dan Rasul-Nya yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah (hadits). Islam ini kan Agama yang Sempurna pak. Tidak ada sudut sekecil apapun yang tidak bisa disentuh oleh nilai-nilai Islam, termasuk Negara pak.” Jelasku.“Emmh, Negara Islam ya?” “iya pak.” , “nggak bisa.” “Lho kenapa pak?” “Karena dalam Pancasila saja disebutkan, pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Allah SWT. Itu karena di Indonesia ini bukan hanya ada Agama Islam.” “Oooh,..” gumam teman-teman sekelasku. “Tapi pak, pada zaman Rasulullah dulu ketika sistem dan hukum Islam yang digunakan, Negara aman-nyaman aja pak. Hidup ummat muslim dan non muslimpun aman, damai dan sejahterah. Kemudian Pancasila. Pancasila itu adalah hukum yang dibuat setelah negara ini menggunakan Demokrasi alias terpilihnya Soekarno untuk menjadi presiden yang pertama kali. Dan menurut sejarah pada tanggal 1 Juni  1945 Soekarno memberikan nama “Pancasila” atas dasar negara Indonesia adalah saran dari seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Apa bapak tahu siapa? Saya sangat penasaran, itu jadi tanda tanya besar dan belum ada orang yang saya tanya bisa menjawabnya. Pokoknya, intinya kalo Demokrasi gak ada, otomatis Pancasila juga akan dihapus. Iya kan pak?”, Duniapun serasa hanya milik kami berdua, tidak ada satu mahasiswa pun yang mampu menyanggah ataupun membantu salah salah satu diantara kami, aku dan Dosenku.
...
“Gila kamu ya? Berani amat nanya kayak gitu, terus nanggapin pernyataan Bapak tu lagi. Tapi serius deh, tadi suananya tegang banget. Udah kayak para pejabat lagi kompromi.” Komentar temanku disaat jam sudah berlalu. “Hhe, emang kalo pejabat kompromi tegang ya suasana nya?” balas ku bercanda. “Eh, By the way tadi dukung statment siapa?” akupun balik bertanya. “kagak ngarti dah masalah gituan. Hidup ane aja belum keurus, boro-boro mau ngurusin Negara.” Jelas temanku.
...
Waktu berjalan begitu cepat, dan gak terasa sudah Jam sepuluh malam. “Allahumma ,Malas ,Paksa” mantra yang biasa ku gunakan untuk mengusir ngantuk ataupun malas yang melanda..“Selesai..Alhamdulillah..” dengan tawa ria aku menyambut hasil print out. “Yuhuu,,jadi..” teriakku dihari yang hampir berganti alias tengah malam. Yah, mau gimana lagi. Nih tangan gerak sendiri. Disaat hati dan fikiran udah kompak, maka tak seorangpun atau apapun yang dapat menghentikan tanganku, sekalipun itu mata dengan pancaran cahaya lima watt. “Kali ini artikel ku berjudul –Islam untuk Indonesia-“ ku baca ulang isi dari artikel itu untuk lebih memantapkan setiap kalimat yang  aku ucapkan serta dalil dari Al-Qur’an yang aku dapatkan. Isi artikel tersebut kurang lebih :
 “Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh. Teman-teman, adik-adik, kakak-kakak semua yang dirahmati oleh Allah SWT. Secercah coretan di kertas putih ini, adalah pendapat serta kebenaran yang ku dapat. Melalui tinta yang menjadi saksi, sungguh aku menuliskan hal ini tiada hal apapun kecuali mengharap ridho Allah SWT. Dan aku menulis bukanlah untuk mengajar ataupun menjadi guru. Tetapi aku menulis karena aku kekurangan ilmu, untuk berbagi hal yang aku tahu, dan berharap tulisan ini dibaca dan diperbaiki oleh para guru. Ya,, para guru. Semua pembaca adalah guru bagiku. Yang peduli dan berkomentar terhadap tulisanku. Kali ini, seseorang yang tidak memiliki pangkat apapun di bumi, ingin sedikit menyuarakan kepeduliannya terhadap Negeri Tercinta, Indonesia.
Yang pertama, kita akan membicarakan tentang kebenaran. Kita ketahui bahwa mencari pembenaran dan mencari kebenaran itu berbeda. Klo pembenaran itu dasarnya umumnya pada orang(manusia) atau pada kebanyakan orang(manusia). Sedangkan kebenaran itu dasarnya hanya lah kepada Allah SWT, seperti yang dijelaskan pada surat Al-Baqarah ayat 147 : “Kebenaran itu dari Tuhanmu (Allah), maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu.
Kita semua mengetahui bahwa di Indonesia ini menganut sistem demokrasi. Ya,,Negara Demokrasi. Sebuah bentuk negara yang pimpinan (pemerintah) tertinggi negara terletak di tangan rakyat. Dan dalam bentuk negara yang demokratis, rakyat memilki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan. Itu berarti Hak menetapkan hukum ada di tangan manusia/rakyat, bukan ditangan Allah SWT Yang Maha Kuasa Atas segala sesuatu. Sadar kah kita akan hal itu?
Sebelum itu, mari sama-sama kita ingat dan kita yakini bahwa Allah SWT menciptakan kita hidup di Dunia ini adalah untuk beribadah kepada-Nya dan Mentauhidkan-Nya (Allah SWT), serta mengingkari, menjauhi, dan memusuhi kemusyrikan dan thaghut. Sikap ini telah di tegaskan oleh Allah dalam firman Nya: (QS. Adz Dzariyat: 56, QS. An Nahl: 36 dan QS. Al Mumtahanah: 4.),.

Mari sama-sama kita fahami dan yakini bahwa bumi dan segala isinya telah diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk sarana kita mentauhidkan dan beribadah kepada Nya. Maka sangat keliru apabila kita mengorbankan tauhid dan ibadah karena sibuk untuk mencapai kemakmuran hidup di dunia yang fana.
Sekarang ini,,orang-orang atau ummat islam pada hafal semua tentang hal-hal yang dapat membatalkan wudhu.. Tapi sangat jarang orang yang juga mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan syahadat.. “eh,jangan salah-salah lho.. syahadat itu juga bisa batal/rusak..!!!”
Banyak manusia  tidak mengetahuinya, meremehkannya, atau bahkan mengorbankan tauhid dan ibadahnya hanya demi mendapatkan secuil materi dunia. Meski ada beberapa diantara mereka yang merasa berjuang menegakkan Islam dengan cara yang salah seperti  -Partai Islam- yang ingin menegakkan dienul Islam melalui jalur parlementer. Namun hasilnya apa yang terjadi? Ibarat menggali kuburan sendiri, karena cara yang dilakukan itu bertentangan dengan petunjuk dan ketentuan Allah SWT (QS. Fathir: 5).

Adapun salah satu bentuk kemusyrikan yang paling besar adalah ajaran demokrasi.! Karena dalam demokrasi bahwa hak menetapkan hukum ada ditangan manusia/rakyat, bukan ditangan Allah SWT Yang Maha Kuasa Atas segala sesuatu. Dengan demokrasi sesuatu yang Allah halalkan maka bisa menjadi haram, dan sesuatu yang Allah haramkan bisa menjadi halal.!

Kemudian adapun diantara salah satu pentolan thaghut(melampaui batas) adalah penguasa dholim yakni penguasa yang merubah hukum-hukum Allah dan diganti dengan hukum buatan manusia dalam mengatur negaranya, seperti : *Pancasila, UUD 1945, dll..
“Upssst,,,nyinggung pancasila lagi ni plus UUD lagi.. Tapi yah, ini sebuah kebenaran yang harus di ungkapkan..” Thaghut(Setan) berbuat seolah-seolah demi kebutuhan manusia padahal niatnya ingin menjerumuskan..
Gini dech, biar lebih sadar lagi.. kita semua mengetahui dalam pembukaan UUD 1945 sekaligus RI dibentuk : “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,  dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yg berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Gitu kan bunyi nya?...nah, coba sekarang kita check :

"melindungi segenap bangsa Indonesia”..ingat kasus TKW yg disetrika, disiksa, digunting bibirnya, cacat permanen, diperkosa?.."memajukan kesejahteraan umum.." ,,menurut Worldbank, angka kemiskinan Indonesia itu 50% dengan indikator penghasilan dibawah 2 US$/hari. "mencerdaskan kehidupan bangsa.." nyatanya 11,7 juta anak2x di Indonesia putus sekolah (Komnas Perlindungan Anak, 2007). " ikut melaksanakan ketertiban dunia..?" ,,eh,,eh,, Gaza-Palestina? Suriah? Rohingya? Mesir? dan kita hanya berkata-kata ???!!!!!
90% dari total produksi minyak Indonesia dikuasai negara asing, yakni; Total (30%), ExxonMobil (17%), Vico (BP-Eni joint venture, 11%), ConocoPhillips (11%), BP (6%), and Chevron (4%) kata Mentri ESDM di tahun 2008.
"hampir tidak ada satupun kegiatan di Indonesia yang tidak berada di bawah cengkeraman atau pengaruh pihak asing" (Amien Rais, 2008),,hutan Indonesia hasilkan 80 trilliun setiap tahunnya  tapi 17% yang hanya masuk ke kas negara dan sisanya ke kantong pengusaha HPH (Kompas, 2001).
"Total utang pemerintah hingga 31 Desember 2012 sebesar Rp 2.156,88 T" kata MenKeu, naik dari 1.947 T akhir 2011 dan 1.676 T akhir 2010.
Freeport McMoran kuasai tembagapura penuh emas,,Blok Cepu yg dikuasai Exxon kalahkan pemerintah (Pertamina)?
"hampir tidak ada satupun kegiatan di Indonesia yang tidak berada di bawah cengkeraman atau pengaruh pihak asing" ...mereka telah masuk melalui segala penjuru, alam bidang teknologi, 96% teknology yang ada sekarang dikuasai dan dikendalikan oleh orang yahudi/non muslim.
Bidang ekonomi??sudah sangat jelas terjajah,. Bidang politik??Apalagi..Negara Indonesia adalah bonekanya Negara Asing..semua sistem yang masuk dipatuhi, ditelan dan diikuti mentah2x..!
*Perlu untuk diketahui ada tiga sistem pokok yg digunakan di negara kafir. 1) Sekularisme 2) Nasionalisme fanatik 3) Demokrasi..ketiga hal tersebut adalah bertentangan dengan Islam. Dan jika kita tunduk kpda 3 ajaran itu, berarti telah meninggalkan Al-Qur’an. Dan sangat miris ketiga hal tersebut diadopsi dan berjalan dengan lancar di Indonesia.!

Bidang apa lagi?? Kedokteran??juga,,*maaf utk dokter2 yg ada di Indonesia apakah tahu kandungan setiap obat yang diberikan kpda setiap pasien?..klo tahu Alhamdulillah..krna obat2tan pun sgt brgantung pd pihak asing..sehingga meninggalkan obat(cara Nabi kita terdahulu).. Truss juga Imunisasi,.wah ini tak kalah gawatnya,.Imunisasi adalah saran yang diberikan oleh para Dokter luar Negeri kpda orang2x Indonesia,seolah2x demi kepentingan/utk kesembuhan kita,. Padahal itu adalah tipu daya mereka untuk membinasakan anak2x penerus bangsa di Negeri ini,. Boleh di check, saran yang mereka anjurkan itu malah justru di luar Negeri sana Imunisasi itu gak dipakai.. atau bukti lain *katanya nih setelah disuntik imunnya bakal kebal dan gak mudah diserang pnyakit..nah,bagi anda2x yg dulu prnah dsuntik,,apa iya tu?? Malah,ada fakta anak yang setelah disuntik itu (krn gk mau trus dipaksa sm ortu nya) stlah dsuntik ia lngsung skit2tan dan seminggu kmudian meninggal dunia..

Trusss..,,dari bidang apa lagi? Dari sisi mana lagi? Bahkan dari sisi Sejarahpun kita telah dibodohi,, Tahukah kita? Sadarkah kita? Selama ini, Zaman batu itu tidak pernah wujud !!! Zaman Gangsa itu tidak pernah ada !!! “Paleolitikum” hanyalah suatu istilah khayalan... “Mesolitikum” hanyalah suatu istilah dongeng... “Zaman Batu adalah Satu Kebohongan Besar” Dan tahukah kalian siapa dalang dibalik penipuan sejarah ini? Yaitu, Charles Darwin (seorang tokoh Yahudi terkemuka), beserta para pendokong teori evolusinya. Teori evolusi yang hanyalah kebohongan semata. Sejarah yang sebenarnya adalah terdapat dalam Al-Qur’an . Dan Al-Qur’an hanya menggunakan nama-nama para Nabi sebagai ukuran masa dalam sejarah. Dimulai dari Adam dan seterusnya...“... dimasa kerajaan Sulaiman...” (Al-Baqarah:102), “... Sesudah Musa...” (Al-Baqarah:246), “... Sessudah Nuh...” (Isra’:17), Dan seterusnya,.

Nah,,dalam bidang apa lagi???apa ada yang tau bidang apa yang saat ini tidak berada di bawah cengkeraman atau pengaruh pihak asing ????...Segala bidang dan penjuru yang ada sudah dikuasai..

Ya Allah.. Astaghfirullah.. “maaf teman, aku tidak bisa untuk tidak memikirkan hal ini..” Dan apakah semua fakta ini tidak cukup untuk membuat otakmu berfikir?????
secara fisik kita mungkin sudah merdeka, namun secara ekonomi  jelas-jelas kita tak kuasai milik sendiri. Secara pemikiran, kita jelas lebih terjajah pemikiran asing, ex:  food, fun, fashion yang mereka ajarkan, semua kita turuti..!

Dan sementara yang katanya negarawan justru banyak jadi koruptor, yang teriak-teriak nasionalis malah dukung dis-integrasi, yang bilang pancasila-is jadi pendukung setia kapitalis, dan yang mengakui dirinya pewaris tanah air malah menjual tanah air? ...NA’UDZUBILLAH...

*Setiap kali mengadakan seminar ‘pemateri berkoar-koar tentang korupsi, bahaya korupsi, dll..’  --haddeh,, stop dah “dijamin” setelah keluar dari pintu seminar entu..pasti lupa semuanya” ..karena satu hal yang tertinggal ‘JUJUR’ ..sikap dan sifat yang satu ini nih, juga sangat penting,,harus bnr2x kudu dilatih sejak dini,. *swktu seminar korupsi: cetar gelegar membahana,,tpi,eh,eh..swktu ujian sekolah: ngepek,nyontek,dll..”Na’udzubillah, smoga kita tidak demikian.. ‘jangan sampai menjadi orang munafik’ Bahkan orang bisa masuk Islam hanya dengan kata ‘JUJUR’ (percaya bahwa Allah Maha Melihat atas semua tindakan yang kita lakukan didunia,dan semuanya walau seberat biji zahrah pasti akan mendapatkan balasannya.)~~~Mari kita bertaubat, dan semoga Allah menjadikan kita semua hamba-hambanya yang jujur..

..
Balik lagi ke awal,,
itu semua terjadi karena apa?????
“DEMOCRAZY” tolong digarisbawah, dibold, dicamkan, direnungkan, dan segera ambil tindakan perubbahhan...!!! tolong fikirkan dengan akal yang sehat, juga hati yang jernih..selama ini kita telah salah langkah kawan, kita telah salah dalam mengambil tindakan.. Tapi, kita masih punya kesempatan, masih banyak waktu untuk merubah diri, keluarga, masyarakat, serta negara tercinta ini dari PERANG PEMIKIRAN serta pembodohan..!!!
Dan satu-satunya jalan untuk membebaskan kita adalah dengan menegakkan Khilafah(pemerintahan Islam yang berdasarkan hukum Alloh dan Rosul-Nya). Dan Khilafah akan tegak hanya dengan JIHAD !!! “Tiada Kemuliaan kecuali Islam, dan Islam tak akan tegak kecuali dengan JIHAD.”

Yah,, lagi-lagi melakukan itu lebih sulit dari yang dibicarakan, dan bertindak itu sangat sulit dari menuliskannya seperti ini.. Tentu untuk merubah Hal/Pekara ini bukanlah hal yang gampang.. dan tidak akan bisa dilakukan sendirian.. perselisihan kita dengan para penguasa thaghut ini, bukanlah perselisihan yang bersifat cabang (furu’y) yang bisa diselesaikan begitu saja, akan tetapi masalahnya adalah mengenai inti Islam (ushuly), yaitu syahadat Laa ilaaha illalloh dan syahadat Muhammad Rosullulloh. Para penguasa itu telah mencabutnya dari akarnya lantaran mereka memberikan wala’ kepada orang-orang kafir, juga lantaran mereka berhukum dengan hukum buatan mereka(manusia) dan lantaran mereka memberikan persetujuan terhadap Undang-undang thaghut PBB.
Kerusakan sistem demokrasi dan kejahatan penguasa thaghut menjadi sama-samar (penuh dengan syubhat) lantaran adanya keterlibatan ulama-ulama jahat (ulama suu’) yang ada di Indonesia yang menjadi corong- corong kekafiran, yang menjadi anjing-anjing penjilat penguasa-penguasa thaghut sekaligus menjadi penggonggong kafilah mujahidin seperti mereka-mereka yang senantiasa bekerja sama dengan BNPT dan lain-lainnya.

Ketahuilah !!! sesungguhnya kemenangan-kemenangan yang kalian raih dari setiap perhelatan demokrasi yang diselenggarakan oleh penguasa-penguasa thaghut Negeri ini, baik itu pesta pilkada sampai dengan pilpres, legislatif maupun Yudikatif, itu adalah kemenangan-kemenangan semu dan palsu.
Sesungguhnya memperjuangkan dan menegakkan Islam itu membutuhkan pengorbanan yang besar dan memiliki sifat2x yang jelas, sebagaimana yang diterangkan di dalam kitabulloh dan siroh Rosulullah Shallallohu ‘alaihi wassalam, maka barang siapa tidak memiliki sifat2x tersebut, ia tidak mampu memperjuangkan dien ini, walaupun mereka mengorbankan harta yang banyak, waktu dan tenaga yang maksimal. Dan Alloh menerangkan sifat-sifat pejuang2x sejati itu dalam firman Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa diantara kalian yang murtad dari Agamanya, maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum. Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang2x yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada siapa yang dia kehendaki. Dan Alloh maha luas (pemberian Nya), Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ma’idah :54)

Dengan demikian, maka kondisi orang yang ingin menegakkan dienul Islam dengan benar adalah bermusuhan dengan orang kafir(ahlul bathil), bukan hidup berdampingan dengan mereka-org2 kafir penentang islam-.
“Maka barang siapa berjihad melawan mereka dengan tangannya(bertindak/Jihad fi sabilillah) ia beriman, barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya(dakwah/nasihat) ia beriman dan barang siapa berjihad melawan mereka dengan hatinya(do’a) ia beriman, dan setelah itu tidak ada iman lagi walau sebesar biji sawi.” (HR.Muslim)
...
Wahai saudara seimanku diseluruh pelosok Negeri (Saudara seMukmin yang diikat dengan kalimah tauhid).. saya bermaksud mengajak untuk kita semua meninggalkan cara berjuang menegakkan Islam dengan sistem syirik democrazy (partai, MPR,DPR,dll) dan kembalilah mengamalkan sistem tauhid (dakwah&jihad). *Meski harus melawan pemimpin sendiri dan menolak demokrasi. Jangan takut untuk tegakkan kebenaran, Allah SWT bersama kita. JIHAD adalah inti dari dakwah para Nabi. Oleh karena itu tidak sepatutnya kita melemah atau melampaui batas dan juga seharusnya kaum muslimin bersatu padu melawan orang kafir dengan dakwah dan jihad, dan seharusnya pula kita/ umat Islam untuk segera bertaubat dari dosa-dosa yg telah dilakukan terutama dosa-dosa besar.
Maka, Bismillah..kita harus melangkah tanpa rasa takut ataupun ragu..

Note : selain itu, untuk menasehati dirisendiri srta orang lain(setiap yg membaca tulisan ini), agar memperbanyak dzikir dan tilawatul Qur’an serta merenunginya, karena didalamnya terdapat segala nasihat, obat, petunjuk dan juga rahmat.
Akhir kata, Walhamdulillaahi Rabbil’Aalamiin..
Assalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh..

Jumat, 26 September 2014

~5 Tipe Wanita dalam Al-Qur'an~


Pertama, tipe pejuang. Wanita tipe pejuang memiliki kepribadian kuat. Ia berani menanggung risiko apa pun saat keimanannya diusik dan kehormatannya dilecehkan. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah binti Mazahim, istri Fir’aun. Walau berada dalam cengkraman Fir’aun, Asiyah mampu menjaga aqidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah. Asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir’aun. Allah SWT mengabadikan do’anya, “Dan Allah menjadikan perempuan Fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdo’a : Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.” (QS. At-Tahriim: 11).

Kedua, tipe wanita shalihah yang menjaga kesucian dirinya. Tipe ini diwakili Maryam binti Imran. Hari-harinya ia isi dengan ketaatan kepada Allah. Ia pun sangat konsisten menjaga kesucian dirinya. “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” demikian ungkap Maryam (QS.Maryam: 20).
Karena keutamaan inilah, Allah SWT mengabadikan namanya sebagai nama salah satu surat dalam Al-Qur’an (QS. Maryam [19]). Maryam pun diamanahi untuk mengasuh dan membesarkan Kekasih Allah, Isa putra Maryam (QS. Maryam [19] :16-34). Allah SWT memuliakan Maryam bukan karena kecantikannya, namun karena keshalihan dan kesuciannya.

Ketiga, tipe penghasut, tukang fitnah, dan biang gosip. Tipe ini diwakili Hindun, istrinya Abu Lahab. Al-Qur’an menjulukinya sebagai “pembawa kayu bakar” alias penyebar fitnah. Dalam istilah sekarang, wanita penyiram bensin. “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Lahab: 1-5). Bersama suaminya, Hindun bahu membahu menentang dakwah Rasulullah SAW, menyebar fitnah, dan melakukan kezaliman. Isu yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan Hindun.

Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan Zulaikha saat menggoda Nabi Yusuf. Petualangan Zulaikha diungkapkan dalam Al-Qur’an, “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, “Marilah kesini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS.Yusuf: 23).

Kelima, tipe wanita pengkhianat dan ingkar terhadap suaminya. Allah SWT memuji wanita yang tidak taat kepada suaminya yang zalim, seperti dilakukan perempuan Fir’aun (QS. At-Tahriim: 11).
Namun, pada saat bersamaan Allah pun mengecam perempuan yang bekhianat kepada suaminya (yang shaleh). Istrinya Nabi Nuh dan Nabi Luth mewakili tipe ini. Saat suaminya memperjuangkan kebenaran, mereka malah menjadi pengkhianat dakwah. Difirmankan, “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya) : Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. At-Tahriim: 10).

Wanita-wanita yang dikisahkan Al- Qur’an ini hidup ribuan tahun lalu. Namun karakteristik dan sifatnya tetap abadi sampai sekarang. Ada tipe pejuang yang kokoh keimanannya, ada wanita shalihah yang tangguh dalam ibadah dan konsisten menjaga kesucian diri, ada pula tipe penghasut, penggoda, dan pengkhianat. Terserah kita mau pilih yang mana. Bila memilih tipe pertama dan kedua, maka kemuliaan dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan bila memilih tiga tipe terakhir, kehinaan di dunia dan kesengsaraan akhiratlah akan kita rasakan. 
“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. An-Nuur: 34).

Wallaahu a’lam

Cerpen: ~Cita-citaku yang satu~

Termenungku di bangku pinggiran pantai, sambil menatap indahnya langit senja itu dan kicauan burung-burung kecil yang semakin menambah indah karunia-Nya. Burung kecil itu berbicara : “Bagiku, waktu pernah mematahkan sayapku, kemudian waktu pula yang menyembuhkannya dan mengajari aku untuk tidak menyerah, tetap bertahan melayang di udara. Hingga Allah SWT yang menentukan kematian ku.”
Astagfirullahal’adzim. Ya Allah, apa yang sedang aku fikirkan?! Hingga aku merasa burung kecil yang melayang di udara itu bicara pada ku?!” Tersentakku dari lamunan panjang dan mencoba mengambil sesuatu yang ada dalam ranselku.Masih sangat jelas teringat dalam benakku, wajah kecil dengan senyuman polos dari foto itu. Yah, itu aku. Foto ku yang sedang duduk dibangku kelas 5 SD. Foto pada saat aku menang perlombaan melukis antar Sekolah Dasar se-Provinsi Bengkulu, aku sangat senang karena dapat membahagiakan orangtua, guru, serta membanggakan sekolahkudengan piala yang aku pegang dalam foto itu.Sejak saat itu, aku bingung untuk menentukan cita-cita ku karena sedari kecil aku ditanya oleh orang-orang, aku jawabnya “Pengen jadi artis.”. Dengan balasan sebuah senyuman, yah mungkin orang hanya berfikir “ah,masih anak kecil, nanti cita-citanya pasti juga akan berubah lagi.”
***
Melirik lagi. Dengan tertawa kecil aku mengingatnya. Yah, memang benar perkataan orang itu, cita-cita ku banyak sekali, mungkin tak terhitung kalau aku mau menghitungnya dari sejak aku kecil hingga saat ini. Jadi artis, polwan, dokter, bidan, penyanyi, penari, tentunya setelah mendapat juara lomba melukis, aku tambahkan daftar impianku, menjadi seorang pelukis. Ou,ou, ternyata tak cukup sampai disitu, seiring dengan berjalannya waktu aku terus menambah daftar mimpiku.Oh ya, kalau kata Bu guru,mungkin cita-cita itu juga bisa ditentukan lewat mata pelajaran apa yang kalian paling suka dan paling tinggi nilainya. “MATEMATIKA” spontan aku menjawabnya,,iya matematika.. i love it, i love it, i love it, i love matematic. Entah kenapa setiap mendengar kata Matematika itu, hatiku langsung berbunga-bunga,serasa sedang berada dilautan angka dan bermain dengannya. Wawh,,pokoknya matematika itu sesuatu banget lah,, is the best in my heart.. “Eh, aku bisa PeDe(Percaya Diri) ngomong gitu, karena emang udah kebukti dari semua nilai matematika ku sedari Taman Kanak-kanak (TK) hingga sekarang, nilai matematika ku tidak pernah tertera angka tujuh apalagi kebawahnya, nggak pernah bangetts.. Hehhe.. Tapi, lalu, apa cita-cita yang berhubungan dengan matematika ini?! “Oh, Pegawai bank, kantoran, terus apa lagi ya?! Mentok ah, itu doank,, “pokoknya pekerjaan yang bikin kepala pusing pastinya” sahut teman sekelas ku saat itu. Adduh, peduli amat dah apa kata orang, yang jelas aku suka matematika. So what gitu lho...
Tetttthhh,,, bel pun berbunyi, untuk siswa-siswi kelas VI tanda istirahat telah berakhir dan masuk ke kelas kembali, maklumlah bentar lagi UN(Ujian Nasional) jadi jadwal istirahatpun dipercepat,huffth... “Eh, pelajaran apa?” tanyaku kepada teman sebangku ku. “Ya Allah, pelupa banget sich ririn nih, Bahasa Indonesia noh (sambil melihat Ibu Guru Bahasa Indonesia dari jendela yang sedang berjalan menuju ke kelas), pelajaran yang kamu paling suka, kok sampai lupa.“Ha? Suka apaan? Pelajaran yang aku suka tuh Matematika bukan Bahasa Indonesia...” bentakku. “Lho emang bener kok, di dalam kelas ini kamu tuh yang paling bersemangat banget kalau ibu guru menjelaskan pelajaran tentang puisi, dan saat dikasih tugas membuat puisi pun, puisi kamu yang paling bagus, malah ibu guru suruh puisi mu itu dibuat bingkainya, agar dapat dipajang di kelas. Dan bahkan ibu guru mengamanatkan kamu untuk membuat puisi perpisahan, untuk dibacakan sewaktu perpisahan SD nanti. Apa coba itu semua? Kalau bukan kamu suka pelajaran Bahasa Indonesia, selain Matematika...” temanku balas membentakku.“Eits,santai..maaf,maaf, iya ya, kok ririn bisa lupa ya.” Hehhehe...Mendengar panjang lebar penjelasan temanku, membuatku bingung. Nilai Bahasa Indonesia ku jelek, rendah lah pokoknya diraport, bahkan susah banget untuk meraih nilai 9, yang banyaknya nilai 6 sama 7,, ah,masa ia aku suka Bahasa Indonesia?! Masih mendingan juga nilai Bahasa Inggris ku.Adduh, makin bingung...tapi, dari hati yang paling dalam, jujur aku memang menyukai puisi, bahkan tanpa aku sadari seringkali jari-jari tanganku menari dengan sendirinya, hingga melahirkan kata-kata indah dari hati, disetiap apapun keadaanku pena adalah sahabatku, dan kalau sehari saja tak membaca, bisa pusing kepalaku. Karena inspirasi akan kita temukan salah satunya dengan membaca.Tapi,,emmh... yah tak apalah, toh tinggal nambahin aja kedaftar mimpiku satu lagi “Aku ingin menjadi penulis puisi yang handal, bila perlu puisi yang dapat dibaca oleh semua orang di Dunia”. Wawh,,gak tanggung-tanggung punya mimpi... Hehhe... Tak lama kemudian, bel tanda pulang pun berbunyi. Dengan semangat aku langsung berusaha untuk bisa merealisasikan mimpi-mimpiku...
***
Tik,,tik,,tik... Tak terasa rintik hujan telah membasahi foto yang aku pegang... “Ya Allah, hujan...”. Segera aku berpindah, berteduh dibawah pohon, tetapi indahnya ombak masih tetap kelihatan di hadapanku dan terbelalak mataku menyaksikan langit yang menangis,aku mendapati seekor burung. “Ya Allah, dalam hidup, tak ada jaminan buat terus bahagia, tidak ada kepastian buat apapun. Seperti burung senja itu yang bisa mendadak melayang jatuh “
Tak sadar, pipi ini basah. Ah, pasti air hujan. Bukan, ini bukan air hujan. Ini adalah air mataku. Aku menangis. Sambil kembali menatap foto yang sedari tadi terus aku pegang. Dan saat ini fikiranku melayang pada saat aku Sekolah Menengah Atas(SMA) yang mana pada saat itu adalah masa yang labil bagi remaja-remaja seusiaku. Kembali aku merajut mimpiku, masih tercoret rapi dibuku harianku mengenai cita-citaku dari kecil hingga saat ini.
***
“Sekarang tibalah saatnya bagi Ibu untuk membacakan nama-nama yang juara dikelas kita.” Kata Ibu Guru. Pada saat itu, adalah awal atau pembagian rapot yang pertama kalinya yakni, kelas X SMA. Terus ku menunggu, berharap namaku tersebut oleh Bu Guru. Juara 1, juara 2, juara 3, bukan aku. Aku tak mendapatkan tiga besar, dan hal itu sangat membuatku sedih karena rasanya aku telah belajar semaksimal mungkin untuk itu. Tak berhenti bibir Bu Guru bergerak dan terus membacakan nama-nama yang juara. Juara 4, ternyata juga bukan aku. “wadduh,,ririnnggak dapat juara ni ceritanya.” Bicaraku kecil sambil merapikan kerudungku yang makin lama semakin kusut, yang ikut gemetaran seperti pemakainya. “Juara 5,jatuh kepada RIRIN IRYA”. Tanpa ba bi bu, aku langsung kedepan kelas. “Ternyata kerja kerasku hanya sebatas juara 5.” Kataku dalam hati, “Ah, tapi aku tetap harus bersyukur. Alhamdulillah, trimakasih Ya Allah. Dan aku akan belajar lebih giat lagi.”. Aku pun segera melihat hasil nilai-nilai yang tertera pada raport ku, teman-teman yang lain pun juga sibuk saling melihat-lihat nilai raport yang satu dengan yang lainnya. “Wawh, keren rin. Di kelas ini, nilai matematikamu yang paling tinggi, nilai ku pun kalah dengan nilaimu.” Kata temanku yang juara satu, dengan nada yang agak kaget gitu. “Iya.” Jawab ku singkat, dan aku tidak terlalu kaget karena memang aku tidak meragukan lagi nilai matematikaku, yang sedari Taman Kanak-kanak(TK), Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), hingga saat ini. Karena memang itu adalah pelajaran favoritku. Yang aku kagetkan itu, kenapa aku tidak bisa memasuki Tiga Besar Juara di kelas ini, padahal sewaktu di SMP dulu, Tiga tahun berturut-turut, aku adalah Juara Umum disana. Tetapi kenapa di SMA ini?!,, “Ah,sudahlah mungkin memang mereka lebih pintar dariku. Eh,,tapi.. Di dunia ini, manusia gak bisa dibedakan dengan pintar dan bodohnya. Manusia itu dapat dibedakan dengan rajin dan malasnya. Dan mungkin, aku kurang rajin.” Kataku yang sedang berusaha menghibur diri. Selalu ada harapan bagi mereka yang berdo'a dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha. Semangat Ririn !!. Semuanya belum berhenti sampai disini. Masih banyak mimpi-mimpi yang harus diwujudkan.
Hingga tibalah pada saat aku menjelang tamat SMA. Aku mulai perfikir matang, untuk masa depan ku. Aku akan melanjutkan sekolah kemana? Akankah aku lanjutkan kuliah yang sesuai dengan mimpiku? Yang sesuai dengan keinginanku?, dan jawabannya adalah “IYA”. Ku baca ulang semua daftar mimpi-mimpi yang telah kutulis dibuku harianku. “Aku ingin jadi artis, polwan, dokter, bidan, penyanyi, penari, pelukis,profesor, pegawai kantoran, pegawai bank, hingga penulis puisi yang handal.” Di tengah kebingunganku akan hal itu, akupun mengikuti berbagai macam test, TestSeleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri(SNMPTN) yang aku inginkan, Test Kedokteran, Test Pegawai Bank, dan lain-lain. Hampir semua yang berhubungan dengan mimpi-mimpiku, aku mengikuti berbagai macam test itu.
***
Hari semakin senja, suasana di pinggiran pantaipun semakin sepi. Tapi tetap saja tak terlintas sedikitpun di benakku fikiran untuk pulang. Ku angkat kepalaku dari foto itu untuk beralih pemandangan dengan melihat keatas langit. Rupanya hujan sudah agak meredah, namun redahnya hujan, tak ikut meredahkan hatiku. Aku berdiri, kemudian berlari sekencang mungkin ke tepi pantai, untuk berteriak sekencang-kencangnya dan menangis sejadi-jadinya. “Ya Allah, hamba tahu mendung diciptakan bukan untuk membuat langit gelap, tapi ia hadir membawa kabar gembira turunnya hujan. Tapi kenapa rintik hujan itu sangat sakit?”.
***
Di berbagai test yang aku ikuti, semua test itu, aku dapati hasil “NIHIL” , aku tidak lulus di satupun test itu. Aku merasa semuanya tiada berguna, aku merasa Allah tak adil padaku. Kalau begini jadinya, apalagi mimpi yang mau aku wujudkan? Apa lagi yang harus aku lakukan?“Dalam hidup. Siapa saja bisa terlempar keluar dari kotak rasa nyamannya secara tiba-tiba. Kita memang hidup dalam sekat-sekat, pengotakkan, pelebelan. Dan saat lebel kita dicabut oleh Allah SWT, maka kita bukan siapa-siapa lagi.”Dua hari terbaring di Rumah Sakit, dan aku rasa itu sudah cukup. Ku ambil, ku pegang, ku usap, ku cium, ku baca dengan nada yang lirih. Hingga terpaku ku pada surat yang sedang ku baca Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali ‘Imran: 139)
Kali ini, aku sanggupkan diri tuk menyelipkan seulas senyuman dibalik kesedihanku, tuk mengganti air mata dengan tawa ria. “Jangan pernah merasa terhimpit sejengkal pun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan”
Disaat semua teman-teman SMA seperjuanganku telah legah, telah aman, telah santai karena mereka semua telah mendapatkan tempat kuliah yang mereka inginkan. Sementara aku, hanya berkutat dengan Al-Qur’an. Terdiam, menyendiri, dan ditemani oleh Al-Qur’an. Aku tak sanggup menjawab pertanyaan dari orang-orang. “Melanjut sekolah kemana rin?”, aku hanya diam. Di saat seperti ini, orangtua lah yang sangat berperan penting bagiku. Disaat semua orang menyodorkan banyak pertanyaan yang membuat dadaku kian sesak, disaat semua yang aku inginkan tiada terwujud. Hanya orangtua ku yang paling mengerti aku, walau aku tahu sebenarnya mereka juga pusing memikirkanku. “Rin, lanjut ke sekolah agama saja ya nak ya?” kata Ibuku dengan nada suara yang gemetar, takut aku menolaknya. “karena cuma disana sekolah negeri yang masih buka pendaftarannya.” Lanjut Ibuku. “Apa? Kuliah Agama Bu?” Lama kami saling terdiam, dan tak ada yang berani untuk angkat bicara terlebih dulu. “Baiklah Bu.”,“Aku pasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Dan aku yakin, bahwa Allah tidaklah selalu memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Allah pasti lah selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Jikalau memang melanjutkkan ke tempat kuliah Agama ini merupakan kebutuhan bagiku. Maka aku akan ikhlas menerimanya.”
“Ya Allah, aku telah tercebur ke dalam lautan asing, yang tidak aku sangkakan sebelumnya. Dan sekarang aku telah berada dilautan itu, jikalau aku tak pandai berenang maka aku akan tenggelam.” Ya Allah, Tolong bantu aku, bantu hamba-Mu yang lemah ini untuk mengenal Islam secara utuh dan lebih dalam lagi. Aku pun memulai untuk memiliki cita-cita kembali. Dan kini, Subhanallah, sungguh karunia Allah amat dekat kepada hamba yang mau mendekat kepada-Nya. Aku telah menjadi seorang Guru Ngaji yang penghasilannya bahkan lebih dari cukup, aku juga telah menjadi pemenang dari lomba Da’iah (Ceramah Agama) se-Sumatera dan akupun mulai memiliki tujuan hidup untuk membantu Agama Allah SWT dengan berdakwah lewat seni, aku bisa menyuarakan Islam dan menasehati antar sesama melalui puisi, serta kemampuanku dibidang karya sastra lainnya. “Tolonglah Agama Allah, maka Allah akan menolong dan meneguhkan kedudukan mu.”
Sekarang, hanya satu titik fokus cita-cita yang ingin ku tuju yaitu Allah, yang akan menjadi satu titik acuan hidupku yaitu Rasulullah. Dan Semoga Engkau meridhoi cita-citaku yang satu ini Ya Allah, “AKU INGIN HAFAL 30 JUZ AL-QUR’AN SEBELUM KEMATIANKU”.Amiin Ya Robbal ‘alamin.


~End~

Kamis, 25 September 2014

~Hidup adalah ibadah~

 Dalam ayat-Nya Allah berfirman:
 Wama kholaqtul jinnawal insa illa liya’budun,
 Lama aku tidak percaya dengan ayat ini,
 Apa aku terlahir di Bumi ini hanya untuk disuruh shalat, puasa dan dzikir kpda-Nya ?

 Apalagi ketika aku berfikir tentang ayat:
 Wa’bud robbaka hattaya’tiyakal yakin,
 Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus…

 Aku bingung
 Aku takut
 Aku lari dari pendapatku sendiri

 Suatu hari aku bertanya kepada guruku
 Guruku mengatakan,“Tidak salah pendapatmu, hanya saja kurang”
 Ketahuilah…..
 Dalam ayat lain Allah juga berfirman:
 Wala tansa nasibaka minaddunya,
 WaLa yukallifullahunafsan illa wus’aha,

 Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuk sholat dan puasa,
 Allah juga menyuruh kita untuk mencari dunia,
 Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat,
 Sehingga kita tidak mampu memikulnya
 Walaupun itu ibadah

 Ketauhillah…..
 Ibadah itu bukan bentuk lahirnya,
 Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal akherat karena niat,
 Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi
 Disisi Allah sangatlah berharga,

 Engkau makan,minum,tidur, mencari rezki, menikah
 Dan jika semua itu diniati untuk menguatkan ibadah,
 Itulah arti:"Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun"

 Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, dzikir
 Dengan bantuan makan dan minum
 Itulah arti: Wa’budrobbaka hatta ya’tiyakal yaqin,

 Jika engkau sholat,puasa, tetapi tidak makan dan minum
 Pasti engkau akan  mati...
 Bukankah ini bunuh diri dan jelas bukan ibadah ?

 Engkau hanya sholat,puasa dan dzikir tetapi tidak menikah
 Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?

 Ingatlah Allah pencipta manusia dengan ukuran dan aturan
 Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu !
 Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah !
 Dan ingatlah pesan Allah: Alladzina yastami’unal qoula
 Fayattabi’unaahsanah…..

 Orang-orang yang mendengarkan pendapat
 Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus
 Merekalah yang diberi petunjuk Allah

 Dan merekalah orang-orang yang beruntung
***