bintang

Sabtu, 12 Desember 2015

HIJRAH DI AKHIR ZAMAN

Dimasa awal Islam setelah kaum muslimin menetap di mekkah bersama Rasulullah kemudian terjadi penindasan, maka Allah memerintahkan kaum muslimin untuk hijrah bersama Rasulullah ke Madinah dalam sebuah negara Islam yang dipimpin oleh Rasulullah berdasarkan nubuwah kenabian. sehingga seluruh kaum muslimin yang berada di seluruh jazirah Arab diserukan untuk hijrah ke Madinah. Sehingga lahirlah golongan yang disebut dengan muhajirin dan ashar yang merupakan penduduk tempatan yang menerima orang-orang mukmin hijrah dari berbagai tempat.

Kemudian di akhir zaman di saat janji Rasulullah akan lahir kembali khilafah ala minhaj an nubuwah maka pada masa itu kaum muslimin juga di serukan kembali untuk hijrah yang kedua kalinya dari darul kufur ke darul Islam. Akan tetapi hijrah yang kedua di akhir zaman bukan lagi ke Madinah akan tetapi ke Syam. karena pusat pemerintahan Islam akhir zaman berada di Syam.

Abdullāh Ibn ‘Amr (radiyallāhu ‘anhumā) berkata bahwasanya Rasulullah (sallallāhu ‘alayhi wa sallam) bersabda, “Akan ada hijrah setelah hijrah. Orang-orang terbaik di muka bumi adalah mereka yang tinggal di tempat hijrahnya nabi Ibrahim (Syam). Lalu yang akan tersisa di bumi (selain Syam) adalah seburuk-buruk manusia. Bumi memuntahkan mereka, Allah akan membenci mereka, dan api akan mengumpulkan mereka bersama kera dan babi.” [hasan – diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd, dan al-Hākim]

Didalam hadist di atas rasulullah menjelaskan bahwa akan ada hijrah setelah hijrah ke Madinah pada masa Rasulullah yaitu hijrah di akhir zaman ke darul islam di negeri Syam. Sehingga manusia yang tinggal negeri lain adalah seburuk-buruk manusia karena mereka berada di bawah kekuasaan zionis dan mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh zionis di bawah sisitem Dajjal. sehingga di akhir zaman semua orang-orang beriman akan hijrah ke Syam untuk menghindari dari fitnah sistem Dajjal tersebut. ‘Abd Allah ibn ‘Amr ibn al-’Ash meriwayatkan; Nabi bersabda

“Akan datang suatu masa ketika semua orang beriman pasti akan pergi ke Syam.” (Al-Hakim, Al Mustadrak ‘Ala Shahihain 4:457.)

Perintah hijrah akan berlaku selamanya, siapapun mereka yang sadar akan kekafiran para thagut-thagut di negeri darul kufur maka diperintahkan untuk segera hijrah ke daulah Islam demi menyelamatkan imam dari fitnah sistem dajjal yang menimpa kaum muslimin saat ini sebelum tiba masanya perintah hijrah tidak berlaku lagi. sebagaimana hadist, Rasulullah saw bersabda :

لا تنقطع الهجرة ما تقبلت التوبة، ولا تزال التوبة مقبولة حتى تطلع الشمس من المغرب، فإذا طلعت؛ طُبِعَ على كل قلب بما فيه، وكفي الناس العمل

“Hijrah tidak terputus selama taubat masih diterima. Dan taubat akan senantiasa diterima hingga terbitnya matahari dari arah barat. Apabila telah terbit (dari arah barat), ditutuplah setiap hati dengan apa yang ada di dalamnya, dan cukuplah manusia amal (yang telah dilakukannya)”.(HR. Ahmad)

Berdasarkan hadist di atas maka perintah hijrah di akhir zaman akan berakhir di saat matahari telah terbit dari barat, karena pada masa itu pintu taubat telah tertutup, Sehingga orang yang menyesal setelah matahari terbit dari barat dan ingin hijrah akan tetapi hijrah pada masa itu adalah hijrah yang sia-sia karena masa untuk taubat telah tertutup.

Adapun matahari terbit dari barat itu pada akhir pemerintahan al-Mahdi sebelum turun Isa as dan munculnya Dajjal. karena dajjal dan nabi Isa as adalah salah satu tanda kiamat dari sepuluh tanda kiamat yang lain dan akan muncul pada akhir pemerintahan al-Mahdi. Maka sebelum munculnya Dajjal dan Nabi Isa as maka terlebih dahulu muncul matahari terbit dari barat, sebagaimana hadist,

إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوْجًا طُلُوعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحَى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا؛ فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيْبًا.

“Sesungguhnya tanda (Kiamat) yang pertama kali keluar adalah terbit-nya matahari dari arah barat, lalu keluarnya binatang (dari dalam bumi) kepada manusia pada waktu dhuha. Dan mana saja di antara keduanya yang terlebih dahulu keluar, maka yang lainnya terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat. (HR Muslim dan Ahmad)

Berdasarkan hurairan di atas maka Perintah hijrah akhir zaman akan berlaku sehingga pada masa akhir pemerintahan al-Mahdi yaitu sebelum munculnya Dajjal dan Turunnya Isa as, Sehingga di saat nabi Isa as turun dari langit maka pada saat itu semua orang-orang kafir akan beriman, Sebagaimana firman Allah swt surah An Nisa’ ayat 159,

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا

“Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat, dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (An-Nisa`: 159)

Akan tetapi semua telah terlambat karena matahari dari barat terlebih dahulu keluar sebelum Isa al-masih turun. sehingga iman orang kafir pada saat itu adalah iman yang sia-sia.

Senin, 26 Oktober 2015

Trilogi Thoghut (Firaun+Haman - Qorun - Bal'am)



Thoghut pada dasarnya telah ada sejak manusia itu ada, saat Iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam dan menyatakan untuk membawa anak cucu Adam kedalam posisinya sebagai penolak perintah Allah maka dirinya telah menjadi Thoghut. Dan Qobil putra Adam adalah sosok manusia pertama yang mengikuti ajakan tersebut. Setelah itu maka dengan sendirinya terciptalah dua kepemimpinan di muka bumi ini, satu pihak dibawah kepemimpinan Allah yang diwakili oleh sosok Khalifah hamba Allah yang loyal (bukan khalifah sebagai jabatan) sebagai wakil kepemimpinan Allah, yang kedua adalah kepemimpinan Thaghut yang diwakili oleh manusia dzalim yang loyalitasnya tidak sepenuhnya kepada Allah, bahkan sebagian diantaranya sama sekali menolak eksistensi Allah dalam kepemimpinannya. Allah menyatakan mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas, yaitu melampaui batas eksistensinya sebagai hamba Allah menjadi tandingan Allah dalam kepemimpinannya di muka bumi. Mereka (seluruh manusia) yang diciptakan oleh Allah sebagai Khalifatul fil Ard mempunyai kemampuan untuk menjalankan kepemimpinannya, karena memang Allah memberikan naluri tersebut kepada seluruh manusia yang diciptakanNya. Mereka mampu membangun peradaban, sistem sosial, kekuatan politik, sistem hukum, bahkan rekayasa ideologi maupun agama. Mereka adalah keturunan Adam makhluk terhebat yang pernah diciptakan Allah hingga makluk lainnya harus sujud dihadapannya, mereka mewarisi ilmu Adam dimana para malaikatpun harus mengakuinya. Yang membedakan antara seorang Khalifah dengan Thoghut hanyalah tentang Mono Loyalitas.
Loyalitas penuh kepada Allah hanya dimiliki oleh seorang Khalifah Allah, sedangkan Thaghut menolaknya. Thaghut menolak dalam kepemimpinannya muncul eksistensi Allah secara penuh, atau menolaknya sama sekali. Ketika keturunan Adam semakin banyak dan meluas dengan berbagai karakter sosial yang berbeda hingga membentuk sebuah tatanan baru yang lebih komplek dengan berbagai peradaban yang ditimbulkannya maka Thoghut pun mengkloning dirinya dalam 3 karakteristik kepemimpinan yang berbeda meski tetap dalam satu sistem kerjasama yang apik antara ketiganya.
 Satu sama lainnya saling membutuhkan dan saling mempengaruhi dalam kejahatannya secara ideologis. Mereka tidak mungkin bisa dipisahkan karena demi mempertahankan posisinya masing-masing. 3 karakter Thoghut ini akan selalu ada dimanapun dalam sebuah tatanan sosial politik suatu kelompok/kaum/suku/bangsa/negara, yang tidak menggariskan dirinya pada tatanan yang digariskan oleh Allah SWT. Mereka akan selalu berkolaborasi dalam membodohi rakyatnya demi eksistensi diri mereka yang berdasarkan nafsu keserakahan dan kesombongan yang sudah menguasainya dalam dirinya maupun sistem yang diciptakannya. Mereka membungkus kekuasaanya dengan gemerlap dunia dan mimpi-mimpi nikmatnya dunia melalui retorika-retorika yang menina bobokan para pengikut setianya. Seringkali pengikut setianya itu menjadi bodoh (tidak mampu melihat realita kedzaliman mereka) dikarenakan tujuan mereka pada dasarnya sama (dengan Thoghut). Mereka sama-sama penikmat dunia berdasarkan hawa nafsu dan kesombongannya. Diantara pengikutnya ada yang mengikuti bukan hanya karena loyalitas dan kecintaanya pada Thoghut, tapi karena rasa takutnya terhadap kedzaliman yang ditebarkan (meski kadang baru sebatas ancaman), dimana rasa takutnya itu melebihi takutnya kepada Allah Sang Khaliq. Dan ketakutannya itu menutup mata mereka, telinga mereka, hati mereka, terhadap kebenaran. Mereka terpuaskan dengan setetes "keadilan dan kebebasan" yang hampa meski harus mengorbankan samudra kebenaran (dimana keadilan dan kebebasan yang hakiki seharusnya mereka terima).
Mereka adalah orang lemah yang paling menyesal di yaumil akhir, karena mengetahui kebenaran tapi tidak mengikutinya, mengetahui kedzaliman tapi tidak menolaknya, mengetahui kesesatan tapi diam, menunduk untuk tidak melihatnya, menoleh karena tidak sesuai dengan hati nuraninya, tapi karena dibiarkan dirinya disebabkan ketakutannya itu akhirnya teraihlah mereka oleh kesesatan yang didiamkannya, sehingga terjerumuslah mereka secara tidak sengaja dalam kesesatannya itu, dan akhirnya mereka menikmatinya (dalam penindasannya). Jadi pada dasarnya tetap sama, apakah disebabkan karena diawali keterpaksaan ataupun karena kecintaan atau mungkin karena kebodohan semuanya sama, sepanjang mereka mengikuti Thoghut tanpa penderitaan dan penyesalan yang sangat didalam hatinya, maka mereka adalah Para Pengikut Thoghut. 3 Karakter Thoghut ini akan selalu ada di setiap masa, di setiap kaum, di setiap struktur, di setiap negara dan kerajaan, sepanjang sistem kepemimpinan tidak dijalankan oleh syariat-syariat Allah SWT. Dan Al Qur'an pun mengabadikannya, sejarah telah mencatatnya, dan hasil kedzaliman serta peradaban yang dibangun tidak lekang oleh waktu, artefak bahkan bangunan-bangunan pun tidak dimusnahkan oleh Allah, untuk menjadi bahan pelajaran dan peringatan bagi kita dan generasi mendatang. 

Surah (40) Al-Mu'min ayat: 21 Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi [l320], maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. 

[1320] Maksudnya: bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-istana. Mereka adalah Trilogi Kepemimpinan yang berbeda karakter tapi dalam satu sistem yang sama, sistem yang menolak eksistensi Allah dalam proses kepemimpinannya. Meskipun ketiganya selalu mencoba untuk saling mendominasi, terlihat seperti saling bertentangan, akan tetapi ketika berhadapan dengan eksistensi Allah, mereka seperti satu kesatuan yang bersenyawa, karena mereka pada dasarnya sama-sama memahami bahwa hanya Allah lah yang akan menghancurkan eksistensi mereka dalam kekuasaannya. Dan mereka adalah.

Fir'aun dan Haman. 
Fir'aun menjadi Thoghut dengan strata di puncak sistem, dia adalah Raja, Kaisar, Presiden, Tzar, Sultan, Amir, Kepala Suku, dan berbagai sebutan lainnya di dunia. Pemegang Kekuasaan tertinggi, mereka adalah pemimpin dari rakyatnya, dia yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan rakyatnya, yang menguasai dan menjalankan sistem yang sudah ditetapkan, mempunyai hak memerintah dan rakyatnya wajib mengikutinya. Dan Haman adalah tangan kanan dari Fir'aun, mereka adalah perpanjangan kekuasaan dari Fir'aun, Fir'aun tanpa Haman tidaklah mungkin menjadi penguasa atau mampu menjalankan kekuasaannya, mereka adalah pembantu setia yang siap mengejawantahkan setiap perintah Fir'aun. Mereka adalah Teknokrat, Mentri, Penasehat, Para Birokrat, Komandan Perang dan Kepolisian, Staff Ahli, dan berbagai sebutan lainnya. Fir'aun dan Haman adalah simbol kekuasaan sesungguhnya, keduanya berada dalam sistem yang sama dalam politik, mereka satu kesatuan dalam memerintah negaranya, dan Kedzaliman mereka adalah yang paling dirasakan oleh rakyat, Al Qur'an pun mengabadikannya : 

Surah (28) Al-Qashash ayat: 6 dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan itu. 
Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil karena itu dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. Ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.

Bal'am. Siapakah Bal'am? Bal'am yang nama lengkapnya adalah Bal’am bin Bau’rah, seorang "ulama" besar Bani Isra’il. Sebagai tokoh agama Bal’am memiliki ilmu yang luas dan dalam. Ia menjadi rujukan atas segala persoalan yang dihadapi ummat masa itu. Kesalehannya membuat seluruh do’anya didengar dan dikabulkan Allah. Ia juga memiliki pengikut dan murid-murid yang sangat banyak. Namanya masyhur diseluruh Mesir. Bal’am adalah sosok agamawan yang sangat ideal, memiliki integritas, bersih dan karena itu fatwanya selalu didengar. Disebabkan karena kepopulerannya sebagai "ulama", Fir'aun bermaksud memanfa’atkannya. Bal’am diminta sang penguasa untuk mendo’akan Nabi Musa AS dan para pengikutnya agar mendapat kecelakaan. Sebagai imbalannya, Bal’am akan diberi harta yang berlimpah dan kedudukan yang tinggi. 
Para ahli sejarah menyebutkan, ternyata Bal’am jatuh pada kesesatan karena silau akan kilatan dunia. Bal’am seorang alim yang selalu membersihkan diri (tazkiyah al-nafs) akhirnya terjerumus ke dalam lembah kehinaan. Al Qur'an pun mengabadikannya : “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.” [QS. Al-A’raf [7]: 175-176]. 
Bal'am yang seorang ulama (dari Bani Israil pula) mulai terusik ketika mimpi Fir'aun tentang akan datangnya Musa sebagai pengganggu kekuasaannya, sebagian dari ahli sejarah menyatakan bahwa Bal'am pulalah yang menta'wilkan mimpi Fir'aun, keterusikan Bal'am pada dasarnya adalah sama dengan Fir'aun, bahwa akan ada dari golongannya yang akan mengusik eksistensi dia sebagai ulama, pemimpin umat yang fatwanya selalu diikuti. Akan ada yang mengusik Fir'aun maka terusik pula kelancaran fasilitas yang diberikan Fir'aun untuknya. Perlu di ingat, sejak jaman Nabi Yusuf AS kedudukan Bani Israil di Mesir ditempatkan khusus oleh Fir'aun, dalam perkembangannya Bani Israil mendominasi kehidupan sosial di Mesir. Sehingga Fir'aun menjadikan Ulama Bani Israil selalu menjadi penasihat khusus termasuk meminta fatwa-fatwa yang pada akhirnya wajib diikuti oleh kalangan Bani Israil dan rakyat Mesir pada umumnya. Dan pada Akhirnya kedudukan khusus ini menjadi petaka bagi umat, ketika Fir'aun menghendaki kedzaliman maka sang pembuat fatwa wajib mengikutinya meski harus merubah ketetapan yang ditetapkan oleh Allah sebagai dasar pembuatan fatwa. Atau Fatwa yang muncul haruslah fatwa yang tidak menggoyahkan eksistensi kekuasaan. Sehingga selain merubah syariat, maka syariat yang haq dikuburkan sedalam-dalamnya kedalam kegelapan. Dalam struktur politik modern, Bal'am menjadi simbol bukan hanya bagi Ulama dan Mufti(Pembuat Fatwa Agama, bagi negara yang memisahkan agama dan politik), tapi termasuk struktur politik legislatif dan yudikatif, yang didalamnya diantaranya adalah Mahkamah/Kehakiman, Dewan, Senator, karena mereka adalah pembuat undang-undang, peraturan politik, dan para penjaga undang-undang bagi siapapun yang melanggar. Mereka di garis depan dalam membentuk sistem kekuasaan dan menjaganya agar penguasa Fir'aun langgeng berkuasa dalam kedzaliman. Dan berusaha agar rakyat yang dzalim tetap menikmati kedzalimannya. 

Qorun. Qorun ialah seorang penguasa informal, berkuasa karena kekayaannya. Menjadi Thoghut karena rela melakukan apa saja agar kekayaanya tetap terjaga, dan kedzalimannya terhadap rakyat yang diperas tenaga dan hartanya tidak diusik oleh siapapun, termasuk penguasa dan ulama. Dengan hartanya mereka menjadi penopang utama kekuasaan Fir'aun, dan dengan hartanya pula Bal'am tidak berani mengeluarkan fatwa dan undang-undang yang menghancurkan bisnis-bisnis haram yang didirikannya. Qorun adalah para konglomerat yang menggurita bisnisnya hingga rakyat nyaris tidak mampu hidup kecuali harus menopang dirinya terhadap mereka. Fir'aun tidak perduli dengan kondisi ini sepanjang aliran dana mengalir deras kedalam sistem kekuasaannya. Pelanggaran Syariat bagi Qorun bukanlah hal yang luar biasa, ketika kebenaran datang kepadanya dan akan merusak tatanan bisnis yang dibangunnya, serta merta Qorun akan mendustakannya, dengan bantuan Fir'aun sang penguasa, dan Bal'am sang pembuat Fatwa, kebenaran syariat Allah menjadi kalimat-kalimat yang tak bermakna, pembawa syariatnyapun seolah menjadi para pendusta. 

Surah (29) Al-'Ankabuut ayat: 39 dan (juga) Qorun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). . 
Surah (40) Al-Mu'min ayat: 24 kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta". Trilogi Thoghut (Firaun+Haman - Bal'am - Qorun) ini berada di hadapan kita, Eksistensi mereka akan selalu dominan sepanjang rakyat mengikutinya, dengan iklas maupun terpaksa. Mereka adalah Andad (Tandingan) Allah karena eksistensinya menolak keberadaan Allah sebagai Penguasa Bumi melalui syariat-syariat yang dibawakan oleh para utusannya. Dan para pengikutnya menjadi satu paket dengan yang diikutinya, mereka menolak eksistensi kekuasaan Allah dalam sistem kehidupannya. 

Surah (2) Al-Baqarah ayat: 165-167 Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. Dan hanya orang-orang yang benar dalam keimanannya yang menolak eksistensi Thoghut, karena bagi mereka Allah lah sebenar-benarnya pemimpin, dan hanya syariat-syariatNyalah yang benar dan wajib diikutinya. 

Al Baqarah:256-257 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah Thoghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Para Hamba Allah ini bukan hanya menolak Thoghut, tapi juga memeranginya. Begitu pula Thoghut dan hamba-hambanya, bukan hanya menolak eksistensi kekuasaan Allah, tapi juga memerangi para pengikutNya. 

An Nisa:76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. Bagi para Thoghut, hamba Allah yang seperti inilah musuh yang nyata bagi mereka, Thoghut sangat hawatir terhadapnya karena mereka (Hamba Allah) tidak akan berhenti memerangi hingga Thoghut bersama sistem yang dibuatnya hancur dan berhenti membuat fitnah. 

Al Baqoroh:193. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. 

Al Anfal:39 Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah [611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah [612]. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. 

[611] Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam. Dan jalannya Syariat Allah secara menyeluruh [612] Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.

Minggu, 09 Agustus 2015

Membina Rumah Tangga Bahagia,

Ingin Rumah Tangga Bahagia?
Jadilah Lelaki terbaik dan Wanita terbaik yang di rindu Surga.

~Lelaki Terbaik itu ialah lelaki sholih (lelaki yang terbaik akhlaknya bagi istrinya)..
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku”
(HR At-Thirmidzi no 3895 dari hadits Aisyah dan Ibnu Majah no 1977 dari hadits Ibnu Abbas dan dishahihakan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Shahihah no 285))


Beliau shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”.
(HR At-Thirmidzi no 1162 dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Majah no 1987 dari hadits Abdullah bin ‘Amr, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (lihat As-Shahihah no 284))

Hadits yang sangat agung ini banyak dilalaikan oleh para suami…padahal hadits ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa menjadi seorang suami yang terbaik bagi istrinya merupakan tanda baiknya seseorang???, tidak cuma sampai di sini, bahkan merupakan tanda sempurnanya keimanan..???
Oleh karena itu Imam Malik berkata,
“Wajib bagi seorang suami berusaha untuk menjadikan dirinya dicintai oleh istri-istrinya hingga ialah yang menjadi orang yang paling mereka cintai”

Sedangkan,
~Wanita Terbaik itu ialah wanita sholihah (yg bnr2 taat trhadap perintah suaminya)..
Allah sangat memuji para wanita muslimah, para wanita mukminah, yang begitu menjaga kehormatan diri mereka. Dalam firmanNya disebutkan :
{فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ }
“…….Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…..” (QS. An-Nisa: 34)

"Jika seorang wanita selalu menjaga Shalat 5 waktu, berpuasa sebulan penuh(di bulan Romadhon), menjaga kemaluannya, dan benar-benar taat pada suaminya. Maka dikatakan kepada wanita tersebut masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Predikat Wanita Shalihah adalah idaman setiap insan, Wanita Shalihah adalah predikat yang tidak ada duanya dan diatas segala-galanya. Wanita Shalihah merupakan sebaik-baik perhiasan, dan harta yang paling berharga. Rasulullah bersabda :
(( الدُّنْيَا مَتَاعٌ, وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ ))
”Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR Muslim).

Senin, 06 Juli 2015

Adanya Khilafah Sebelum Al-Mahdi



Untuk melawan hegemoni ratu dunia Amerika dan sekutunya Allah swt telah mentakdirkan di akhir zaman akan muncul khilafah berdasarkan manhaj kenabian. Hal ini sangat wajar secara realita bahwa hanya satu kekuatan yang mampu memerangi kekuatan super power dunia zionis internasional yaitu khilafah. Khilafah sebagai wadah mempersatukan kembali umat Islam dalam satu pemimpin sehingga menggentarkan musuh. Didalam hadist Rasulullah bersabda,

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

“Muncul babak kenabian di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak  selama masa yang Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak kekhalifahan mengikuti manhaj kenabian. Kemudian Nabi Saw diam,” (HR Ahmad).

Kemunculan khilafah akhir zaman adalah khilafah yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu berdasarkan manhaj kenabian.  Ini dsebabkan beratnya kekuatan musuh sehingga hanya khilafah yang syar’i yang mampu mengalahkannya. Khilafah akhir zaman adalah khilafah yang dipersiapkan untuk al-Mahdi dan nabi Isa as. Disebabkan mereka adalah manusia pilihan Allah swt maka sistem pemerintahan yang nantinya mereka pimpin benar-benar sesuai dengan manhaj kenabian. Rasulullah memberi Isyarat tentang kapan munculnya khilafah akhir zaman yang telah dijanjikan dalam nubuat Rasululllah.  Sebagaimana hadist Rasululllah saw,
 وَقَالَ جَابِرٌ : يُوشِكُ أَنْ لا يُجْبَى مِنَ الْعِرَاقِ دِينَارٌ وَلا قَفِيزٌ ، قَالُوا : وَمِمَّ ذَاكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ؟ ! قَالَ : يَمْنَعُهُمُ الْعَجَمُ ، قَالَ : ثُمَّ سَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ : يُوشِكُ أَنْ لا يُجْبَى مِنَ الشَّامِ دِينَارٌ وَلا مُدِّيٌ ، قَالُوا : وَمِنْ أَيْنَ ذَاكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ؟ قَالَ : يَمْنَعُهُمُ الرُّومُ ، قَالَ : وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " يَكُونُ فِي آخِرِ هَذِهِ الأُمَّةِ خَلِيفَةٌ يَحْثِي الْمَالَ حَثْيًا "

Jabir berkata, Rasuulullah Saw Bersabda : “Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun/(qafizh), diboikot pula masuknya dirham,”. Kami lalu bertanya kepada beliau,:”Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?’ Dia menjawab, : ” Orang orang ‘Ajam yang memboikotnya”. Kemudian Beliau berkata lagi, ” Hampir–hampir saja tidak boleh dibawa masuk sekeping diinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takaran makanan pun (mudyun).” Kami bertanya lagi : Dari mana (bangsa ) yang melakukan demikian ? .. Beliau menjawab : ” Dari bangsa Ruum.. Kemudian diam sejenak. Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ” Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Khalifah. Khalifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya. (HR. Muslim ).

Didalam hadist diatas di jelaskan bahwa dua bentuk isyarat khilafah akhir zaman  akan tegak kembali setelah terjadi pemboikotan di Iraq dan Syam. Pemboikotan itu terjadi akibat dari peperangan. Di Iraq pemboikotan dilakukan oleh bangsa ‘Ajam yaitu non Arab, sebahagian ulama mengisyaratkan invansi Amerika ke Iraq pada tahun 2002 M. Kemudian  Pemboikotan terhadap penduduk Suriah itu dilakukan oleh Rum. Rum dalam al-Quran adalah Rusia. Asal mula peperangan di Suriah itu dilancarkan oleh Amerika untuh meruntuhkan hegemoni Rusia (Rum) di Suriah. Atas dasar inilah kemudian Rusia mempertahankan Suriah dengan mengirimkan berbagai macam bantuan senjata dan finansial kepada sekuntunya Rezim Bashar Ashad. 
Selasa 12 juni 2012, Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan pertemuan dengan Presiden China, Hu Jianto, dan sejumlah kepala negara  Asia Tengah, yang selama menjadi sekutu Soviet, dan berlanjut hingga hari ini.Dalam pertemuan itu, mereka menegaskan menolak langkah-langkah campur tangan (intervensi) militer terhadap Suriah. Rusia ingin menjadikan Suriah kartu "tawar" menghadapi saingannya Amerika Serikat di Timur Tengah[1]. Kesimpulan secara umum adalah khilafah akan tegak setelah terjadi konflik peperangan di Iraq dan Syam (Suriah).  Didalam hadist yang lain Rasululllah juga menjelaskan peristiwa di saat terjadi pemboikotan di Iraq.  Dari Abu Bakrah bahwasanya Rasulullah telah bersabda:

يَنْزِلُ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي بِغَائِطٍ يُسَمُّونَهُ الْبَصْرَةَ عِنْدَ نَهْرٍ يُقَالُ لَهُ دِجْلَةُ يَكُونُ عَلَيْهِ جِسْرٌ يَكْثُرُ أَهْلُهَا وَتَكُونُ مِنْ أَمْصَارِ الْمُهَاجِرِينَ قَالَ ابْنُ يَحْيَى قَالَ أَبُو مَعْمَرٍ وَتَكُونُ مِنْ أَمْصَارِ الْمُسْلِمِينَ. فَإِذَا كَانَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ جَاءَ بَنُو قَنْطُورَاءَ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْأَعْيُنِ حَتَّى يَنْزِلُوا عَلَى شَطِّ النَّهْرِ فَيَتَفَرَّقُ أَهْلُهَا ثَلَاثَ فِرَقٍ فِرْقَةٌ يَأْخُذُونَ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَالْبَرِّيَّةِ وَهَلَكُوا وَفِرْقَةٌ يَأْخُذُونَ لِأَنْفُسِهِمْ وَكَفَرُوا وَفِرْقَةٌ يَجْعَلُونَ ذَرَارِيَّهُمْ خَلْفَ ظُهُورِهِمْ وَيُقَاتِلُونَهُمْ وَهُمْ الشُّهَدَاءُ

“Akan ada segolongan kaum dari umatku yang menetap di sebuah daerah yang mereka namakan Bashrah, di sisi sebuah sungai yang disebut Dijlah (Dajlah), dan di atas sungai itu ada sebuah jembatan. Penduduk daerah itu akan bertambah banyak, dan ia akan menjadi salah satu negeri dari negeri-negeri orang-orang yang berhijrah. [Perawi Muhammad ibnu Yahya berkata: Abu Ma’mar meriwayatkan dengan mengatakan: negeri-negeri kaum muslimin]. Kelak di akhir zaman Bani Qanthura’ yang berwajah lebar dan bermata sipit akan datang menyerbu, sehingga mereka mencapai tepian sungai Dajlah. Pada saat itulah penduduk daerah itu akan terpecah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok mengikuti ekor sapi (menuntun binatang mereka) dan menyelamatkan diri ke pedalaman, Mereka akan binasa. Satu kelompok lainnya memilih menyelamatkan dirinya dengan jalan memilih kekafiran. Adapun kelompok terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan bertempur melawan musuh. Mereka itulah orang-orang yang akan mati syahid.” (HR. Abu Daud)

Dalam lafal yang lain diterangkan bahwa sisa-sisa kelompok umat Islam yang berperang ini akan mampu mengalahkan Bani Qanthura’:

فَيَتَفَرَّقُ الْمُسْلِمُونَ ثَلَاثَ فِرَقٍ فَأَمَّا فِرْقَةٌ فَيَأْخُذُونَ بِأَذْنَابِ الْإِبِلِ وَتَلْحَقُ بِالْبَادِيَةِ وَهَلَكَتْ وَأَمَّا فِرْقَةٌ فَتَأْخُذُ عَلَى أَنْفُسِهَا فَكَفَرَتْ فَهَذِهِ وَتِلْكَ سَوَاءٌ وَأَمَّا فِرْقَةٌ فَيَجْعَلُونَ عِيَالَهُمْ خَلْفَ ظُهُورِهِمْ وَيُقَاتِلُونَ فَقَتْلَاهُمْ شُهَدَاءُ وَيَفْتَحُ اللَّهُ عَلَى بَقِيَّتِهَا

“Adapun satu kelompok yang terakhir menempatkan keluarganya di belakang punggung mereka dan mereka maju berperang menyongsong musuh. Orang-orang yang terbunuh di antara mereka adalah orang-orang yang mati syahid, dan Allah akan melimpahkan kemenangan kepada mereka melalui orang-orang yang tersisa.” (HR. Ahmad)

Dua ciri yang dimaksudkan dalam hadist di atas kepada bani Qanthura’, yaitu wajah yang lebar dan mata yang sipit. Apabila dua sifat fisik ini dikaitkan dengan hadits-hadits shahih lainnya yang menjelaskan identitas bangsa yang mempunyai ciri-ciri fisik serupa, maka ciri tersebut akan nampak  jelas bahwa yang dimaksud dengan Bani Qanthura’ dalam hadits ini adakah bangsa Turk. Di dalam Hadits lain juga di jelaskan bahwa bangsa Turk akan berperang dengan kaum muslimin   Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ

Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin berperang melawan bangsa Turk, yaitu sebuah kaum yang wajah mereka bagaikan perisai yang berlapis, mereka memakai pakaian yang terbuat dari bulu, dan memakai alas kaki yang juga terbuat dari bulu.” (HR. Bukhari)

Sehingga hadist tetang bani Qanthura’ di atas, oleh Imam al-Bukhari memasukan hadits tersebut ini dalam bab Qital al-Turk (perang melawan bangsa Turk).  Didalam hadist di atas tetang invansi bani Qanthura’ maka Rasululllah saw menjelaskan وَيَفْتَحُ اللَّهُ عَلَى بَقِيَّتِهَا yaitu memberi kemenagan kepada orang-orang yang tersisa dalam memerangi bani Qanthura. Kemenangan yang dimaksudkan disini adalah kemenangan tegaknya agama Allah swt dimuka bumi dengan lahirnya khilafah yang dijanjikan oleh Rasulullah dalam nubuat akhir zaman.  Sebagaimana dijelaskan dalam hadist Rasulullah saw bahwa khalifah al-Mahdi akan di rintis terlebih dahulu oleh panji hitam dari timur. Rasulullah bersabda :
 ‏يخرج ناس من المشرق ‏ ‏فيوطئون ‏ ‏للمهدي ‏ ‏يعني سلطانه.


“Akan keluarlah manusia dari Timur, mereka itu merintis kekuasaan untuk Al Mahdi” (HR. Ibnu Majah)

Hadist di atas menunjukkan bahwa pasukan panji hitam dari timur yang akan merintis kekuasaan yaitu pemerintahan khilafah untuk al-Mahdi sebelum al-Mahdi muncul. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir “ Dan kaum dari timur mendukung al-Mahdi, menolongnya dan menegakkan agamanya, serta mengokohkannya. Panji mereka berwarna hitam, dan itu merupakan pakaian yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah berwarna hitam yang dinamai Al-Iqab. Bahkan beliau menguatkan dengan penjelasannya bahwa asal usul al-Mahdi adalah dari timur[2].”
Di dalam hadist yang lain Rasulullah juga menjelaskan bahwa khilafah yang dirintis oleh pasukan panji hitam dari timur itu juga diangkat seorang Imam kaum muslimin yaitu khalifah sebelum al-Mahdi yang juga merupakan ahlul bait Rasululllah. Sehingga hadist ini membantah klaim yang mengatakan bahwa tidak ada khalifah akhir zaman kecuali al-Mahdi. Sedangkan dalam hadist dibawah ini Rasulullah secara jelas mengatakan bahwa akan datang panji hitam dari arah timur yang di dalamnya ada Imam bagi kaum muslimin yaitu khalifah dari ahlul bait Rasulullah. Sebagai hadist rasulullah :
عن عبد الله بن مسعود (ر) ، قال : أتينا رسول الله (ص) فخرج إلينا مستبشراً يعرف السرور في وجهه ، فما سألناه ، عن شيء إلاّ أخبرنا : به ، ولا سكتنا إلاّّ إبتدأنا ، حتى مرت فتية من بني هاشم فيهم الحسن والحسين ، فلما رآهم التزمهم وانهملت عيناه ، فقلنا : يا رسول الله ما نزال نرى في وجهك شيئاً نكرهه ، فقال : إنا أهل بيت إختار الله : لنا الآخرة على الدنيا ، وإنه سيلقى أهل بيتي من بعدي تطريداً وتشريداً في البلاد ، حتى ترتفع رايات سود من المشرق ، فيسألون الحق فلا يعطونه ، ثم يسألونه فلا يعطونه ، ثم يسألونه فلا يعطونه ، فيقاتلون فينصرون ، فمن أدركه منكم أو من أعقابكم فليأت إمام أهل بيتي ولو حبواً على الثلج ، فإنها رايات هدى يدفعونها إلى رجل من أهل بيتي يواطئ إسمه إسمي ، وإسم أبيه إسم أبي ، فيملك الأرض فيملأها قسطاً وعدلاً كما ملئت جوراً وظلماً.
 
Ibnu Masud RA meriwayatkan bahawa, “Kami mendatangi Rasulullah SAW dan baginda keluar dengan membawa berita gembira, dan kegembiraan itu terbayang pada wajahnya. Kami bertanya kepada baginda perkara yang menggembirakan itu dan kami tidak sabar untuk mendengarnya. Tiba-tiba datanglah sekumpulan anak-anak muda Bani Hasyim yang di antaranya adalah al-Hasan dan al-Husain RA. Apabila terpandangkan mereka, tiba-tiba kedua-dua mata baginda berlinangan lalu kami pun bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat sesuatu yang kami tidak sukai pada wajahmu.” Baginda menjawab, “Kami Ahlulbait, telah Allah pilih akhirat kami lebih dari dunia kami. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran selepasku kelak sehingga datanglah Panji-panji Hitam dari Timur. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kejayaan. Sesiapa di antara kamu atau keturunan kamu yang hidup pada masa itu, datangilah Imam yang dari ahli keluargaku walau terpaksa merangkak di atas salji. Sungguh, mereka adalah pembawa Panji-panji yang mendapat hidayah. Mereka akan menyerahkannya kepada seorang lelaki dari ahli keluargaku yang namanya seperti namaku, dan nama bapanya seperti nama bapaku. Dia akan memenuhkan dunia ini dengan keadilan dan kesaksamaan.” (Abu Daud, At-Tarmizi, Al-Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Majah)

Arah timur yang dimaksudkan dalam hadist diatas jika kita meneliti secara terperinci maka arah mata angin dalam bahasa Syariat hanya ada empat yaitu utara, selatan, timur, dan barat. Tidak dikenal arah tenggara timur laut, barat daya, atau barat laut[3]. Karena itu ketika Rasulullah saw menjelaskan arah kiblat penduduk kota madinah beliau besabda:

 ما بين المشرق والمغرب قبلة

“Daerah antara timur dan barat adalah kiblat” (HR. Nasai, Turmudzi, Ibnu Majah)

Kembali pada hadist keluarnya panji hitam dari timur Rasululllah saw tidak menegaskan secara jelas, apabila kita pahami berdasarkan bahasa syaraiat maka semua daerah yang berada di antara utara dan selatan dari kota madinah masuk dalam arah timur yang dimaksudkan hadist sekalipun agak serong ke utara sehingga meliputi wilayah Saudi timur, Iraq, Iran dan negara-negara asia timur. Hal ini sesuai disaat Rasulullah menjelaskan bahwa dajjal akan keluar dari arah timur sebagai disebutkan dalam hadist,

أَلاَ إِنَّهُ فِى بَحْرِ الشَّامِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لاَ بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ما هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ». وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ
“Tidaklah dia (Dajjal) di laut syam, atau laut Yaman, tidak. Tetapi dari arah Timur. Dia dari arah Timur, dia dari arah Timur..” dan beliau berisyarat dengan tangannya ke arah Timur. (HR. Muslim dan Abu Daud).

Timur yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw adalah wilayah Persia yang mencakupi wilayah Iran dan Iraq dan lain-lain. Sehingga dalam hadist yang lain Rusulullah saw menjelaskan bahwa arah timur yang dimaksudkan dalam hadist di atas adalah wilayah asbahan dan Khurasan yang terletak di wilayah Iran.

يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ، وَمَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْيَهُودِ
“Dajjal akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR. Ahmad)
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda,

الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ
“Dajjal keluar dari daerah di sebelah Timur, namanya Khurasan.” (HR. Ahmad, Tumudzi dan Ibnu Majah)

Kedua wilayah yang disebutkan dalam hadist di atas merupakan nama provinsi yang terletak di negara Iran. Sehingga disaat Rasulullah mengisyaratkan ke arah timur maka timur yang dimaksudkan disitu adalah wilayah Persia yang meliputi wilayah Iran Dan Iraq yang merupakan pusat kerajaan Persia.  
Jika kita melihat dalam peta letak wilayah arah timur munculnya bendera hitam itu sangat sesuai adalah Iraq. Karena di saat perang akhir zaman Khilafah pertama sekali akan menaklukkan Jazirah Arab, kemudian persia, Kemudian Rum, dan terakahir dajjal. Sebagaimana Hadist Rasulullah,
تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ  ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ
“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim).

Didalam hadist diatas Rasulullah menggunakan kata ثُمَّ yang memberi faedah tertib. Sehingga wilayah Iraq sangat sesuai dengan gambaran Hadist di atas, karena hanya di Iraq khilafah bisa menyerang Saudi secara langsung karena Saudi berbatasan langsung dengan Iraq. Kemudian  Khilafah menyerang Persia, Iran juga berbatasan dengan langsung dengan Iraq sehingga penaklukkan terhadap Persia tidak terhalangi oleh negara lain. akan tetapi jika timur yang dimaksud Khurashan yaitu Afhanistan maka untuk menaklukkan Jazirah Arab khilafah harus melewati terlebih dahulu beberapa negara mulai dari Iran, Iraq baru sampai ke Jazirah Arab. Sehingga tahapan-tahapan yang dibuat oleh hadist tidak akan sesuai dengan realita.
Kemudian bagaimana dengan hadist Rasulullah saw yang menjelaskan bahwa panji hitam akan muncul dari Khurashan. Sedangakan jantungnya Khurasahan adalah Afghanistan, adapun wilayah Iraq tidak termasuk Khurashan. Jika kita kaji secara cermat ucapan Rasulullah pada dasarnya tidak ada pertentangan, karena di dalam hadist yang menjelaskan akan muncul panji hitam dari khurashan Rasulullah saw menggunakan kata من قبل خراسان , sebagaimana hadist :
وعن ثوبان قال : قال رسول الله  ص إذا رأيتم الرايات السود قد جاءت من قبل خراسان فأتوها فإن فيها خليفة الله المهدي رواه أحمد والبيهقي في دلائل النبوة

“ Apabila panji hitam telah berkibar dari arah Khurashan maka bergabunglah karena di antara mereka ada khalifah Allah yang mendapat petunjuk” (HR. Ahmad)

Kata من  itu menunjukkan kepada permulaan sesuatu. Sehingga maksud hadist tersebut adalah asal mula panji hitam itu muncul dari arah Khurasan jantungnya Khurashan adalah Afghanistan. Kemudian dari Khurasan menuju ke Iraq. Setelah peperangan-demi peperangan melawan bani Qanthura’ Allah swt memberi kemenangan kepada bangsa Persia sehingga Rasululah saw menjelaskan dalam hadist yang lain tentang panji hitam dari timur yaitu wilayah Persia.

Didalam al-Quran surah Muhammad disaat Allah menjelaskan bahwa di akhir zaman orang-orang Arab yang dulunya sebagai perawis ajaran Islam dari Nabi muhammad kemudian akan digantikan oleh kaum yang lain bukan dari bangsa Arab akan tetapi mereka dari bangsa Persia.  Daerah yang menjadi pusat Kekaisaran Persia adalah wilayah Iraq dan wilayah Iran sekarang ini. Allah berfirman dalam surah Muhammad ayat 38,

هَاأَنتُمْ هَؤُلَاء تُدْعَوْنَ لِتُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ فَمِنكُم مَّن يَبْخَلُ وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِ وَاللهُ الْغَنِيُّ وَأَنتُمُ الْفُقَرَاء وَإِن تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”.

Ibnu katsir menjelaskan Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w. telah membaca ayat:"Dan jika kamu berpaling, akan Allah gantikan dengan satu kaum yang lain dari kamu kemudian mereka tidak jadi seperti kamu", lantas para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! siapakah mereka itu jika kami berpaling yang akan menggantikan kami kemudian tidak jadi seperti kami?, Abu Hurairah r.a. berkata: maka baginda telah menepuk dengan tangannya ke atas bahu Salman Al-Farisi r.a. kemudian bersabda: Dia dan kaumnya,, dan kalaulah agama berada di bintang Suraya sekalipun nescaya akan pergi mengambilnya oleh lelaki-lelaki daripada bangsa Persia[4]" Hadist ini telah diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Tirmidzi.
            Kemudian di dalam ayat yang lain Allah memberi ciri khusus kepada orang-orang yang digantikan  oleh Allah sebagai pemegang panji Islam di akhir zaman, setelah bangsa Arab yang dulu sebagai pewaris pemegang panji Islam kemudian  berpaling dari agama Islam dan menjadi orang-orang murtad. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah al-Maidah ayat 54,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ  بِقَوْمٍ  يُحِبُّهُمْ  وَيُحِبُّونَهُ  أَذِلَّةٍ  عَلَى  الْمُؤْمِنِينَ  أَعِزَّةٍ  عَلَى الْكَافِرِينَ  يُجَاهِدُونَ فِي  سَبِيلِ اللهِ  وَلاَ  يَخَافُونَ  لَوْمَةَ  لآَئِمٍ ذَلِكَ  فَضْلُ  اللهِ  يُؤْتِيهِ  مَن  يَشَآءُ  وَاللهُ  وَاسِعٌ  عَلِيمٌ 

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”

Ibnu Katsir mengatakan, orang-orang yang murtad yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah orang yang berpaling dari menolong agama-Nya dan menegakkan syariah-Nya[5]. Dsini sangat jelas bahwa yang dimaksudkan murtad tidak berarti keluar dari Islam kemudian masuk agama nasrani atau yahudi akan tetapi orang-orang Arab yang dulu sebagai perwaris agama Islam. Kemudian mereka berpaling dari pada menolong agama Islam dan menegakkannya yaitu mereka tidak menginginkan tegaknya khilafah bahkan bersekutu dengan orang-orang kafir memerangi orang-orang yang bercita-cita menegakkan khilafah Islam. Sehingga Allah mendatangkan suatu kaum yang lain dari bangsa Persia yang akan menegakkan khilafah akhir zaman berdasarkan manhaj kenabian.
            Ciri-ciri baangsa Persia yang akan menggantikan bangsa Arab disebutkan dalam ayat di atas adalah sebagai berikut :
-          Allah swt  mencintai mereka dan mereka mencintai Allah swt
-          Bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang kafir
-          Berjihad melawan orang-orang kafir yang telah menjajah negeri-negeri kaum muslimin.
-          Kemunculan kaum yang menggantikan bangsa Arab untuk memegang panji Islam itu akan dicela oleh orang musyrik, munafiq dan kafir.  Akan tetapi kaum tersebut tidak menghiraukan celaan para pencela. Bagi mereka, perintah Allah SWT dan rasul-Nya lebih didengar dari para pencela yang hanya akan menjerumuskan mereka kepada kekufuran dan kemaksiatan.


[1] Voa-Islam.com
[2] Ibnu katsir, An-Nihayah fil fitan wal Malahim, Tahqiq DR. Thaha Zaini , Mu’assash At Tarikh al-A’rabi, 1993, Vol 1, hlm 17.
[3] www.konsultasisyariah.com
[4] Ibnu katsir, Tafsir al-Quran al-‘Azim, Vol IV hlm. 176.
[5] Ibid, Vol II  hlm. 102.